Dikutip detikJateng dari laman BMKG, Kota Semarang yang merupakan ibu kota Jawa Tengah akan bersuhu 34 derajat celsius di siang hari.
"Memang betul, saat ini secara umum suhu relatif lebih tinggi dan puncak suhu maksimum tertinggi terjadi di bulan Oktober," kata Kepala Data dan Informasi BMKG Ahmad Yani Semarang, Iis Widya Harmoko, saat dihubungi detikJateng, Kamis (29/9/2022).
Penyebab
Ia menjelaskan suhu panas diakibatkan gerak semu matahari memasuki musim hujan, jadi bukan karena gelombang panas atau heatwave. Fenomena gelombang panas merupakan kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat celsius atau lebih.
"Ini bukan fenomena gelombang panas. Betul karena memasuki musim hujan," jelasnya.
Suhu panas ini merupakan fenomena yang biasa dan wajar. Suhu paling panas biasanya terjadi bulan Oktober karena titik kulminasi matahari kurang lebih di atas wilayah yang segaris lintang dengan Jawa Tengah.
"Dengan kondisi tersebut, BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada siang hari," imbuhnya.
Sementara itu dari catatan detikJateng tiga tahun terakhir, suhu tertinggi di Jateng tepatnya Kota Semarang yaitu 39,4 derajat celsius pada 22 Oktober 2019. Saat itu BMKG mencatat rata-rata suhu di Tegal 33-34 derajat celsius, Cilacap 30-31 derajat celsius, Banjarnegara 29-30 derajat celsius, Semarang 37-39 derajat celsius. Untuk Sragen dan Solo raya 36-37 derajat celsius.
(rih/sip)