Semarang Panas Nyelentip, Lur! BMKG Ungkap Penyebabnya

Semarang Panas Nyelentip, Lur! BMKG Ungkap Penyebabnya

Angling Adhitya Purbaya - detikJateng
Rabu, 02 Okt 2024 16:11 WIB
Ilustrasi matahari panas terik
Ilustrasi suhu maksimum. Foto: Getty Images/iStockphoto/krungchingpixs
Semarang -

Cuaca di Kota Semarang siang hari ini terasa terik dan menyengat. Ternyata, pada bulan Oktober memang ada fenomena suhu udara tertinggi. Seperti apa penjelasannya?

Dari prakiraan cuaca Jawa Tengah yang dipublikasikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah (Jateng) lewat akun Instagram @cuaca_jateng terlihat suhu udara di Kota Semarang hari ini, Rabu (2/10/20024) yaitu antara 22° Celcius hingga 35° Celcius. Suhu tersebut hampir sama dengan semua daerah di Pantura Jateng. Sedangkan untuk prakiraan hari Kamis (3/10) besok, suhu di Kota Semarang antara 22° Celcius hingga 37° Celcius.

Sedangkan dari catatan Google cuaca, suhu di Kota Semarang pada pukul 14.00 WIB yaitu 34° Celcius yang berasa 39° Celcius dengan kelembapan udara 46 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu warga Semarang, Abeka, mengaku siang ini cuaca sangat menyengat. Dia mengendarai motor dalam perjalanan dan suhu panas cukup terasa selama perjalanan.

"Semarang menyala, panasnya nggak umum ini, nyelentip banget (menyengat). Kayak harus pakai sunscreen berlapis ini," ujar Abeka di Jalan Pahlawan Semarang, Rabu (2/10/2024).

ADVERTISEMENT

Untuk diketahui, bulan Oktober memang merupakan masa transisi cuaca dari kemarau ke musim hujan, atau pancaroba. Ada gerak semu matahari dari utara ke selatan saat ini.

Kepala Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo, menjelaskan ada empat fenomena cuaca yang terjadi di bulan ini. Pertama, yaitu Kulminasi Utama atau biasa dikenal sebagai hari tanpa bayangan yang diperkirakan terjadi pada 9-13 Oktober 2024.

Kemudian kedua, ada fenomena suhu maksimum karena berdasarkan data klimatologis selama 30 tahun yaitu rentang tahun 1991-2020, Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang mencatat bulan Oktober sebagai bulan dengan suhu rata-rata maksimum.

"Suhu tertinggi tercatat 39.5 derajat Celsius pada Oktober 2015.Tahun 2023 tercatat 38.1 derajat Celsius, artinya adanya potensi wilayah Jawa Tengah terutama bagian Pantura mencapai suhu rata-rata maksimum pada siang hari, tentunya jika cuaca cerah tidak ada tutupan awan," kata Yoga dalam keterangan pers yang dipublikasikan lewat akun Instagram @cuaca_jateng.

Ketiga, adanya fenomena pancaroba di mana ada posisi semu matahari yang mulai bergeser dari Belahan Bumi Utara (BBU) ke Belahan Bumi Selatan (BBS) mengakibatkan wilayah-wilayah di selatan khatulistiwa seperti Jawa Tengah memasuki masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan, terutama awal hingga pertengahan Oktober.

"Pada masa transisi musim tersebut kondisi atmosfer cenderung labil sehingga berpotensi membentuk awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem, seperti kilat atau petir, angin kencang, puting beliung, hujan lebat, hujan es (hail), dan lain sebagainya," ujarnya.

Kemudian fenomena terakhir yaitu awal musim hujan. Yoga menyebutkan awal musim hujan tahun 2024 paling awal terjadi pada bulan September Dasarian III atau akhir September 2024 yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Wonosobo bagian Utara, sebagian Kabupaten Cilacap, Tegal, Pemalang, dan Pekalongan bagian Selatan, sebagian kecil Kabupaten Banyumas bagian Utara, Brebes, dan Temanggung.

"Sedangkan yang paling akhir pada bulan November Dasarian II, pertengahan November 2024, meliputi sebagian Kabupaten Rembang, wilayah Timur Kabupaten Pati dan wilayah Timur Laut Kabupaten Jepara. Kemudian untuk Puncak Musim Hujan Tahun 2024/2025 umumnya diprakirakan terjadi pada bulan Januari-Februari tahun 2025," terangnya.




(cln/ams)


Hide Ads