Jembatan Sungai Pemali jalur Pantura Brebes, Jawa Tengah, menjadi saksi sejarah perjuangan masyarakat melawan pasukan NICA. Jembatan ini pernah dibom oleh pejuang pribumi atas perintah Bupati Brebes saat itu, H Syatori. Tujuannya untuk menghambat laju pasukan NICA memasuki kawasan kota Brebes.
Sejarawan Pantura, Wijanarto, mengatakan Jembatan Pemali yang diledakkan itu merupakan jembatan sisi utara yang kini sedang direnovasi total.
"Jembatan Pemali sisi utara di jalur Pantura ini memang sudah beberapa kali diperbaiki. Tahun 1947 saat Agresi Militer Belanda I, pada 21 Juli sampai 5 Agustus 1947, jembatan itu dibom oleh Bupati KH Syatori," kata Wijanarto, Rabu (20/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wijanarto mengungkapkan, Jembatan Pemali sisi utara pada masa awal kemerdekaan itu satu-satunya penghubung Brebes dengan daerah yang ada di timurnya seperti Kabupaten Tegal, Pekalongan, dan lain-lain.
Maka itu Bupati H Syatori sengaja meledakkan jembatan itu untuk menghambat laju pasukan musuh.
"Meskipun akhirnya pasukan NICA berhasil menduduki wilayah Brebes. Namun, perlawanan pasukan Bupati Syatori sempat membuat Belanda kewalahan," ungkapnya.
Seruan perlawanan terhadap agresi militer 1 itu disampaikan Bupati Syatori pada khotbah salat Jumat di Masjid Agung Brebes pada Jumat 18 Juli 1947. Tidak lama kemudian, pasukan NICA memasuki wilayah Brebes dari arah Cirebon, Jawa Barat.
"Pasukan NICA itu datang dari Bandung kemudian ke Cirebon. Dari situ akhirnya berusaha untuk memasuki wilayah Brebes yang menjadi wilayah strategis perebutan kekuasaan. Peristiwa ini terjadi setelah Belanda mengingkari Perjanjian Linggarjati," tutur Wijanarto.
Saat pasukan NICA hendak memasuki wilayah Brebes, Wijayanto menambahkan, Bupati Syatori dan pasukannya berdiri di sisi timur Jembatan Pemali. Mereka mengebom tiga tiang Jembatan Pemali. Mereka menggunakan trek bom yang dipesan dari Pagongan, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal.
Akibatnya, Jembatan Pemali pun rusak. Pasukan musuh tertahan selama berhari-hari di sisi barat Sungai Pemali.
Namun pasukan NICA tak kurang akal. Mereka pun melakukan perbaikan darurat di Jembatan Pemali. Usai diperbaiki, tank tempur pasukan Belanda bisa menyeberangi Sungai Pemali.
Belanda akhirnya menduduki kawasan perkotaan Brebes dan mengambil alih Pendopo Brebes. Tak hanya itu, pasukan NICA juga membuat markas Nevis (intelijen Belanda) di lokasi yang saat ini menjadi Markas Kodim. Sementara itu, Bupati KH Syatori terusir dari Pendopo sehingga berkantor di Desa Krasak dan Wangandalem, Brebes.
"Jembatan Pemali sisi utara memiliki nilai historis yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Oleh karenanya, dalam perbaikan Jembatan Pemali saat ini kami menyarankan agar dibuatkan prasasti bahwa warga Brebes sempat berjuang mempertahankan wilayahnya," pungkas Wijanarto.
(dil/rih)