Pemerintah Kota Sofia, Bulgaria bertemu dengan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) di kantornya, Selasa (28/6/2022). Keduanya membahas soal transportasi umum yang ada di Kota Semarang dan Kota Sofia.
Direktur Program Asosiasi Pengembangan Kota Sofia, Sevdalina Voynova mengatakan, kedua kota tersebut melakukan identifikasi proyek percontohan bersama yang akan diimplementasikan melalui program Internasional Urban and Regional Cooperation (IURC) yang didanai Uni Eropa hingga 2023.
"Ini kerjasama kota kita di Eropa dan di luar Eropa untuk berbagi pengalaman. Jadi meskipun Semarang dan Sofia berbeda, tapi punya pengalaman sama terkait mobilisasi perkotaan," kata Sevdalina di Balai Kota Semarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, beberapa inovasi untuk menarik masyarakat di Sofia menggunakan transportasi umum, salah satunya memberikan bonus poin dimana poin tersebut bisa digunakan untuk berbagai hal termasuk untuk hiburan.
"Kami akan berbagi pengalaman kami di Sofia. Di sana kami berikan intensif, kalau pakai public transportation dapat poin. Poin itu bisa untuk ke theater, kebun binatang, dan lainnya, pakai poin itu," jelasnya.
Ia menjelaskan akan mengundang delegasi dari Kota Semarang untuk saling belajar di Sofia. Menurut Sevdalina, ia juga belajar dari transportasi di Kota Semarang.
Salah satunya penyediaan transportasi umum dan juga ada transportasi umum yang dikelola swasta karena di Bulgaria transportasi umum 50 persen dikelola pemerintah.
"Kami sangat tertarik untuk belajar dari Semarang, khususnya dalam mengatur kerja sama dengan perusahaan transportasi dalam menyediakan transportasi umum terbaik," ujar Sevdalina.
"Transportasi umum yang dikelola oleh swasta merupakan ide baru di Bulgaria," imbuhnya.
Hendi mengatakan, Pemkot berupaya untuk membendung bertambahnya kendaraan di jalanan. Salah satunya memaksimalkan Bus Trans Semarang yang kini sudah ada 9 koridor dan 4 feeder dengan jumlah penumpang 13 juta orang.
"Jika dibiarkan (kendaraan bertambah pesat), jalan ini tidak bisa menampung lagi. Maka kita edukasi dan sosialisasi ke masyarakat untuk menggunakan transportasi umum (BRT). Salah satu cara untuk menarik masyarakat dengan subsidi tarif, jadi jarak jauh-dekat tarifnya sama, Rp 3.500," jelas Hendi.
Selain soal transportasi, hal yang dibahas Pemkot Semarang adalah rencana program-program potensial yang dapat menjadi sasaran investor untuk menanamkan modalnya di kota Semarang.
"Kami menawarkan LRT dan juga trem. Kami juga tengah mengembangkan pengolahan sampah untuk energi listrik yang pada bulan Juli-Agustus akan mulai lelang investasi. Kita bisa menawarkan pada investor Semarang Expo Center yang sudah kita miliki. Ada Simpang Lima underground serta beberapa tempat wisata dan lain-lain," kata Hendi.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan Kota Semarang, Mukhamad Khadhik, mengatakan perwakilan Sofia masih akan di Kota Semarang beberapa hari untuk melihat soal transportasi publik. Mereka tertarik dengan transportasi yang dikelola swasta.
"Dari pihak Sofia juga melihat di sini (Semarang) ada transportasi untuk publik yang dikelola oleh pihak swasta seperti Gojek, Grab, yang di sana belum ada. Besok mereka ingin berkunjung untuk mengetahui hal tersebut lebih jauh," terang Khadi.
(apl/ahr)