Sudah Tahu Lur? Soekarno Jadi Nama Terminal Dekat Grha Megawati Klaten

Sudah Tahu Lur? Soekarno Jadi Nama Terminal Dekat Grha Megawati Klaten

Achmad Hussein Syauqi - detikJateng
Sabtu, 04 Jun 2022 16:08 WIB
Terminal Ir Soekarno Klaten
Terminal Ir Soekarno Klaten (Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng)
Klaten -

Di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah terdapat terminal bus megah yang dinamai Terminal Ir Soekarno. Uniknya, tidak jauh dari terminal itu dibangun gedung megah Grha Megawati, yang tak lain nama putri sang proklamator.

Mencari Terminal Ir Soekarno tidaklah sulit di Klaten. Sebab terminal tersebut dibangun persis di tepi jalan lingkar selatan, tepatnya di Desa Buntalan, Kecamatan Klaten Tengah.

Saat melintas di jalan tersebut, gapura pintu keluar-masuk terminal dengan mudah terlihat. Sebuah patung Bung Karno memegang tongkat komando setinggi sekitar 10 meter berdiri di depannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Patung Bung Karno mengacungkan jari itu berdiri di ujung Jalan Ir Soekarno yang ada di depan terminal. Bangunan terminal bercat warna putih-biru menjulang dengan tiga lantai.

Tidak jauh dari terminal yang dibangun di lahan seluas 3,5 hektare itu, terdapat gedung pertemuan Grha Megawati. Gedung itu lokasinya juga persis di tepi jalan lingkar selatan, di timur Terminal Ir Soekarno.

ADVERTISEMENT

Gedung pertemuan yang hanya berjarak 100 meter dari terminal Ir Soekarno itu juga tidak kalah megah. Menempati lahan seluas lahan sekitar 4 hektare, gedung pertemuan itu berdiri gagah.

Gedung Grha Megawati yang menelan biaya Rp 90 miliar itu belum selesai dibangun. Papan seng tampak menutup sekeliling lahan sehingga yang tampak dari luar hanya masjidnya.

Terpisah, Koordinator Terminal Ir Soekarno, Marjono mengungkap pemberian nama bapak proklamator ini atas inisiatif eks Bupati Klaten Sunarno. Terminal Ir Soekarno itu diresmikan pada 2015 silam.

"Yang memberikan nama bupati Klaten yang dulu, Pak Narno (Sunarno) tahun 2015. Luasnya 3,5 hektare dan menampung 1.000 orang lebih ruang tunggunya," kata Marjono kepada detikJateng, Sabtu (4/6/2022).

Terminal Ir Soekarno ini dilengkapi fasilitas lengkap mulai gedung perkantoran, toilet, fasilitas disabilitas, musala, ruang istirahat, ruang kesehatan, perpustakaan, hingga ruang laktasi. Terminal ini tercatat milik pusat tapi sedang proses serah terima ke Pemkab Klaten.

"Terminal milik pemerintah pusat tapi serah terima masih proses. Kelas terminal A2 karena busa yang masuk hanya 800-an bus per hari," ucap Marjono.

Selengkapnya tentang Terminal Ir Soekarno dan Grha Megawati di Klaten...

Pembangunan terminal menghabiskan Rp 60 miliar

Mantan Sekretaris Dinas Perhubungan, Sudiyarsono, menuturkan Terminal Ir Soekarno itu menggantikan Terminal Jonggrangan yang bertipe B. Terminal Jonggrangan itu dulu melayani bus AKAP sehingga diusulkan menjadi tipe A.

"Karena melayani AKAP dibuat studi kelayakan tahun 2008. Awalnya mau di depan polres dan Belangwetan tapi setelah paparan di pusat, yang direkomendasikan di Buntalan karena dekat moda kereta api," jelas Sudiyarsono.

Sudiyarsono mengatakan bangunan Terminal Ir Soekarno itu dibangun dengan dana APBD dan APBN mulai tahun 2012 dan selesai 2015. Dana terserap Rp 60 miliar.

"Dana pembangunan fifty-fifty, Rp 30 miliar dari pusat dan Rp 30 miliar dari daerah. Diteruskan APBN mulai tahun 2017, total mungkin Rp 90 miliar sudah habis," papar Sudiyarsono.

Terminal tersebut, ucap Sudiyarsono, diresmikan lebih dulu daripada jalan Ir Soekarno. Terminal Ir Soekarno sudah mengantongi SK Bupati Klaten.

"Duluan terminal, dan sudah ada SK-nya sehingga terminal dulu dinamai Ir Soekarno baru kemudian jalan. Yang menamai Ir Soekarno saat bupati lama 2015," terang Sudiyarsono.

Grha Megawati di KlatenGrha Megawati di Klaten Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng

Terpisah, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Pemkab Klaten, Pramana Agus Wijanarka menjelaskan selain terminal ada gedung pertemuan di dekatnya. Namun gedung itu belum resmi dinamai Grha Megawati.

"Belum, belum resmi dinamai Grha Megawati tapi selama ini sudah terlanjur dikenal sebagai gedung Grha Megawati. Belum selesai dibangun," jelas Pramana kepada detikJateng.

Gedung itu, ucap Pramana, masih sebagai gedung pertemuan Buntalan karena belum ada peresmian nama lain. Dibangun sejak 2018 dengan dana sekitar Rp 90 miliar.

"Dananya sudah sekitar Rp 90 miliar terserap dari APBD Klaten. Pembangunan belum selesai tapi sekarang tupoksi di DPUPR," imbuh Pramana.

Halaman 2 dari 2
(ams/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads