Siaga Ancaman Rob, BPBD Brebes Siapkan Logistik-Pengungsian

Siaga Ancaman Rob, BPBD Brebes Siapkan Logistik-Pengungsian

Imam Suripto - detikJateng
Senin, 30 Mei 2022 17:29 WIB
Banjir rob di Desa Randusanga Kulon, Brebes, Selasa (24/5/2022).
Banjir rob di Desa Randusanga Kulon, Brebes, Selasa (24/5/2022). Foto: Imam Suripto/detikJateng
Brebes -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes saat ini sudah menyiapkan logistik dan tempat tempat pengungsian menghadapi ancaman terjadinya banjir rob besar. Persiapan itu untuk mengurangi dampak dari naiknya air laut terhadap masyarakat masyarakat.

Kepala BPBD Brebes, Nuhsy Mansur, mengatakan rob adalah peristiwa alam yang tidak bisa dihindari. Namun saat air mengalami pasang, BPBD siap membantu masyarakat yang terdampak rob tersebut.

"Rob itu tidak bisa dihindari, apalagi di Brebes itu tidak punya benteng laut. Namun setiap kali datang kami hanya bisa membantu meringankan beban warga yang terdampak," ucap Nuhsy Mansur saat dihubungi, Senin (30/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbagai persiapan yang dilakukan, lanjut Nuhsy, antara lain menyediakan tempat pengungsian. Pihak BPBD Brebes telah meminta kepada pemerintah desa di pesisir utara untuk menyediakan tempat pengungsian dengan memanfaatkan masjid, musala, kantor desa, dan lainnya.

Persiapan lain dalam menghadapi ancaman rob adalah menyediakan logistik baik berupa makanan maupun kebutuhan lainnya. Termasuk pula membuka dapur umum bila memang diperlukan.

ADVERTISEMENT

"BPBD sudah meminta wilayah yang rawan terkena rob untuk menyediakan tempat mengungsi, entah itu masjid, kantor desa. Kalau di Desa Randusanga bisa memakai rusunawa untuk menampung mereka," kata Nuhsy menambahkan.

Pada peristiwa rob yang terjadi pekan lalu, sejumlah wilayah di Kabupaten Brebes yang terdampak banjir rob berada di Kecamatan Brebes, Wanasari, Bulakamba, Tanjung dan Losari. Di antara wilayah tersebut, banjir rob terparah terjadi di Desa Randusanga Kulon.

Terpisah, Kepala Desa Randusanga Kulon, Afan Setiono mengatakan, dampak dari pasang air laut telah menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Selain merendam rumah, sekitar 800 hektare tambak ikan dan udang musnah.

"Banjir kemarin aja 800 hektare tambak musnah. Kalau nanti rob lebih besar lagi, makin banyak lagi tambak yang kena," ungkap Afan.

Untuk diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis potensi banjir rob di berbagai daerah di Indonesia pada periode 30 Mei hingga 7 Juni 2022. Salah satu yang berpotensi terjadi rob adalah di wilayah Jawa Tengah.

"Adanya fase bulan Baru pada tanggal 30 Mei 2022 berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut. Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir pesisir (rob) berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia pada tanggal 30 Mei-07 Juni 2022," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikJateng, Senin (30/5).

Dalam rilis tersebut disebutkan daerah yang berpotensi banjir rob yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung, dan Bangka Belitung. Kemudian Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.




(ahr/ams)


Hide Ads