Rasanya yang manis dan segar, membuat buah melon menjadi primadona untuk disantap saat berbuka puasa. Namun bagaimana jika berburu buah melon langsung dari kebunnya sambil menunggu bedug magrib?
Bertempat di Kelurahan Sokanandi, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara, Gondo Aji Triwibowo membudidayakan melon jenis golden emerald. Buah melon ini dikembangkan dengan media tanam hidroponik dan sistem irigasi tetes.
Dengan cara ini, buah melon menjadi lebih sehat, manis dan daya simpan lebih lama. Aji menyebut, buah melon hidroponik ini bisa bertahan hingga 10 hari usai dipetik dari pohonnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Buah melon ini daya simpannya lebih lama. Bisa 10 hari belum busuk. Selain itu juga lebih manis. Kalau diukur dengan Brix Refractometer, kadar gulanya sampai 15," jelasnya saat ditemui di kebun melon di Kelurahan Sokanandi, Minggu (24/4/2022).
![]() |
Ini yang menarik, saat panen raya, ia membuka kebun melon miliknya untuk umum. Pengunjung bisa membeli dan memilih sendiri langsung di kebun. Jika mau membawa pulang buah melon, pengunjung dikenai Rp 25 ribu per kilogramnya.
"Ini saat panen raya, pembeli bisa memilih sendiri sekaligus liburan sambil menunggu berbuka puasa. Harganya Rp 25 ribu per kilogram," sebutnya.
![]() |
Aji menuturkan, dari 700 tanaman melon, bisa menghasilkan hingga satu ton buah melon. Menurutnya, perawatan tanaman melon hidroponik ini cukup mudah. Apalagi ditanam di dalam green house sehingga mengantisipasi adanya hama pada tanaman.
"Ini ditanam di dalam green house untuk mencegah hama. Tetapi untuk penyerbukannya dilakukan manual," terangnya.
Salah satu pengunjung, Yuanita Dyah Ratnawati menuturkan kebun melon hidroponik berbeda dengan tanaman melon pada umumnya. Selain lebih sehat juga tampilannya lebih cantik.
"Karena hidroponik, jadi lebih sehat. Juga tampilannya lebih cantik, kebunnya bersih. Jadi selain memang membeli buah, juga bisa sekaligus refreshing," ujar Yuanita.
(rih/rih)