Bangunan gereja dan masjid di Tempur, Jepara, terbilang unik karena dibangun berhadapan dengan jarak 5 meter saja. Di bulan ini, rangkaian peringatan Paskah kebetulan bertepatan dengan Ramadan. Lantas bagaimana proses pelaksanaannya?
Gereja yang berhadapan dengan masjid ini berada di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Namanya Gereja Injil Tanah Jawa Tempur dan Masjid Nurul Hikmah terletak di Dukuh Pekoso, Desa Tempur.
Untuk sampai di lokasi ini dari pusat kota Jepara membutuhkan waktu sekitar 1 jam 30 menit atau berjarak sekitar 51 kilometer dengan bersepeda motor. Jalan yang ekstrem di lereng Gunung Muria menjadi daya tarik sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana pedesaan pun masih kental di Desa Tempur. Belum lagi pemandangan pegunungan di sekitar desa menjadi alternatif destinasi untuk berkunjung ke Tempur.
Pendeta Gereja Injil Tanah Jawa, Tempur, Suwadi mengatakan ada beberapa rangkaian Paskah yang akan diperingati oleh umat kristiani. Di antaranya pelaksanaan Jumat Agung yang menandai wafatnya Yesus Kristus.
Suwadi menyebut, kebaktian akan mulai digelar pada Kamis (14/4) malam. Namun, untuk menghormati umat muslim melaksanakan Tarawih, kebaktian tersebut dilakukan selepas Tarawih.
"Nanti malam mulai ada kebaktian, itu (rangkaiannya) doa, (pembacaan) firman Tuhan, pujian, hanya itu. Nanti malam sekitar pukul 21.00 WIB setelah masjid selesai melaksanakan salat Tarawih. Biasanya umat kristiani yang mendahului jamnya atau gantian," jelas Suwadi kepada detikJateng di lokasi, Kamis (14/4/2022).
"Tapi (kebaktian) hanya sedikit orang, sekitar 20 orang," sambung dia.
Dia menjelaskan puncaknya acara peringatan wafat Yesus Kristus dilakukan pada Jumat (15/4) besok. Kebaktian pun digelar lebih awal karena bertepatan dengan hari Jumat, di mana umat Islam tengah hari akan melaksanakan salat Jumat.
"Besoknya kebaktian biasa, ada kegiatan kebaktian sekitar jam 08.00 WIB. Puncaknya besok. Sekitar jam 10 sudah selesai," ujar dia.
Suwadi pun bercerita hari raya umat kristiani pernah bersamaan dengan kegiatan ibadah umat muslim di Tempur. Pihaknya pun saling mengerti dan menghormati kepada umat muslim yang melaksanakan kegiatan ibadah.
"Tahun 2017 itu Natal pas hari Jumat itu langsung, setelah selesai salat Jumat baru kita melaksanakan perayaan Natal. Karena sebenarnya itu satu hari full, karena saling menghormati setelah ada salat Jumat kan setelah Jumatan baru selesai," kata Suwadi.
Menurutnya umat kristiani dan muslim di Tempur memiliki toleransi tinggi. Dia mencontohkan umat kristiani menyediakan jajan (camilan) hingga kopi kepada umat muslim yang melaksanakan tadarusan Al-Qur'an.
"Ya memang situ ada berpuasa, ada darus itu ya nganterin kopi, jajan gitu, bantu sedikit-sedikit," jelas dia.
Suwadi menambahkan umat kristiani di gerejanya secara keseluruhan ada 18 KK atau 40 jiwa. "Umat kristiani sekitar 18 KK, orangnya ada 40 orang. Karena banyak yang merantau bekerja ke daerah lain," terang Suwadi.
![]() |
Diwawancara pada kesempatan yang sama, pengurus Masjid Nurul Hikmah, Abu Abdilah menjelaskan umat muslim juga menghormati umat kristiani jika sedang melaksanakan ibadah. Menurutnya masyarakat sudah paham akan perbedaan tersebut.
"Sudah paham, masyarakat biasa saja. Biasanya kerja bakti biasa, masjid sendiri ada dipersatukan seperti itu. Membangun masjid kemarin ada ngecor gereja membantu, bangun masjid giliran, tidak memandang gitu kerja sama kerja bakti barengan," ucap Abu ditemui di lokasi siang ini.
Menurutnya pelaksanaan peringatan wafat Isa Almasih pun dilakukan dengan penuh toleransi. Umat kristiani memilih melaksanakan ibadah lebih awal agar tidak bersamaan dengan salat Jumat.
"Untuk pengeras suara tidak masalah, karena umat kristiani memilih melakukan kegiatan lebih pagi dan itu tidak ada masalah, masyarakat sudah paham akan hal ini," jelas dia.
Sementara itu, Kades Tempur, Mariyono menambahkan gereja dan masjid merupakan simbol kerukunan di Desa Tempur. Menurutnya meski perbedaan keyakinan namun kerukunan dan toleransi tetap terjaga di desa yang terletak di lereng Gunung Muria ini.
"Ini merupakan simbol atau monumen umat beragama di Desa Tempur, jadi ada dua keyakinan agama muslim dan nasrani. Simbol yang ada kerukunan kita terjaga, hubungan kita terjaga. Di sisi amaliyah, di sisi ubudiyah adalah kita masing-masing. Bagi kamu agamamu, bagi aku agamaku. Tapi di sisi sosial, ada kebutuhan sosial kita saling mendukung men-support," terang Mariyono.
(aku/ahr)