Wacana amandemen UUD 1945 mengubah masa jabatan menjadi tiga periode terus bergulir. Bicara soal hal itu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung soal Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pernah mendapatkan godaan tiga periode saat menjabat presiden.
"Memang selalu ada rekoset, disengaja, itulah politik sering kali membuat kita gagal fokus. Terkait dengan ide amandemen tiga periode," kata AHY, saat Safari Ramadan di Alun-alun Utara Jogja, Rabu (6/4/2022).
"Dibentur-benturkan antara Pak SBY dan Pak Jokowi 3 periode. Kalau kita utuh melihatnya membuat kita gagal fokus," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terhadap ide tersebut, lanjut AHY, ia meminta masyarakat untuk kritis. Yaitu kembali melihat kepada siapa yang menggagas ide 3 periode tersebut.
"Harusnya kita kembali kepada siapa yang menggagas ide ini. Ada apa itu semua?" katanya.
AHY bercerita, di akhir masa jabatan SBY pada periode keduanya sebagai presiden pada tahun 2019 ada dorongan kepada untuk mengamandemen UUD 1945 terkait masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
"Sebetulnya, Pak SBY waktu itu ya digoda oleh sejumlah kalangan, sebelum masa kepresiden berakhir 2014. Banyak kalangan yang mengatakan, bapak ini masih sangat dicintai rakyat. Approval wight-nya itu di atas 70 persen," kata AHY.
Tapi, saat itu SBY, kata AHY, menolak ide amandemen 3 periode tersebut. SBY tetap berpedoman dengan konstitusi 2 periode dan semangat reformasi.
"Tapi, beliau menjawab dengan sangat bijak mengatakan. Kita harus membaca konstitusi lengkap dengan spiritnya. Reformasi harus dipahami semangatnya apa?" kata AHY.
Ia mengatakan jika sampai pembatasan 2 periode ini terlepas, bisa jadi akhirnya masa jabatan presiden di Indonesia tanpa pembatasan. Bahkan bisa sampai seumur hidup.
"Bukan tanpa alasan bahwa dibatasi 2 periode itu cukup sebetulnya. Setelah itu nggak ada limitnya, nggak ada batasnya kekuasaan menggoda," katanya.
(sip/sip)