Ganjar Bicara soal Wadas Saat Ceramah di Masjid Kampus UGM

Ganjar Bicara soal Wadas Saat Ceramah di Masjid Kampus UGM

Jauh Hari Wawan S. - detikJateng
Rabu, 06 Apr 2022 22:33 WIB
Spanduk solidaritas Wadas kala Ganjar Pranowo jadi penceramah tarawih di Masjid Kampus UGM, Sleman, Rabu (6/4/2022).
Spanduk solidaritas Wadas kala Ganjar Pranowo jadi penceramah tarawih di Masjid Kampus UGM, Sleman, Rabu (6/4/2022). (Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng) Foto: Jalu Rahman Dewantara/detikJateng)
Sleman -

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengisi ceramah di Masjid Kampus UGM, malam ini. Ketika berceramah, Ganjar menyinggung soal konflik Wadas.

Ganjar mengisi ceramah dengan materi soal reformasi birokrasi di Indonesia. Dia kemudian menyinggung soal beberapa permasalahan yang dihadapi. Seperti soal pabrik semen di Rembang, PLTU Batang, jalan tol hingga konflik Wadas.

"Dan Wadas-nya rame, kemarin mau debat di sini katanya, diundang debat lha kok galak men, mbok saya men-disclosure semua informasi," kata Ganjar saat ceramah, Rabu (6/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, proyek terkait Bendungan Bener bukan ranah pemerintah provinsi. Ia menyebut tak terlalu banyak otoritas dalam proyek ini.

"Dan yang menarik Bapak Ibu, ini bukan pekerjaannya pemprov. Ini pekerjaannya PUPR, yang membebaskan BPN, yang mengamankan polisi, yang mengerjakan di lapangan BBWSO, sebetulnya saya tidak terlalu punya otoritas di sini," katanya.

ADVERTISEMENT

Namun, ketika dari pemerintah pusat tidak ada yang maju untuk menengahi konflik, maka ia memutuskan untuk maju.

"Tapi ketika terjadi sesuatu dan tidak ada pemimpin yang berani angkat tangan, saya bertanggungjawab, maka bilang saya bertanggungjawab dan harus datang untuk berdialog dengan mereka," imbuhnya.

Oleh karena itu, ketika ada konflik di Wadas yakni saat proses pengukuran tanah, Ganjar datang untuk mendengarkan keluhan warga dengan mengajak pihak penengah.

Menurut Ganjar, birokrasi pemerintah sudah harusnya seperti itu. Yakni diisi oleh orang yang berani bertanggungjawab dan terbuka pada publik. Selain itu, pemerintah harus bisa berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat agar tidak ada kesalahpahaman dengan masyarakat.

"Pada saat itu lah kita ajak, siapa oh Komnas HAM, Komnas HAM saja ajak, 'bro sampeyan saja yang menjembatani karena kalau mereka melihat wajah saya itu pasti ini menindas, ini tidak kompromi, ini ngawur'. Padahal ketika sebuah sistem itu kita jelaskan dengan baik ruangnya tidak ada," bebernya.

"Birokrasi kemudian saya ajak, Anda, kita keliru dan kita salah, kita harus tanggungjawab. Mari kita jelaskan semua, di-disclosure itu informasi secara terbuka," imbuhnya.

Spanduk #SAVE WADAS iringi Ganjar saat pulang

Sementara itu, pantauan detikJateng, saat Ganjar hendak meninggalkan Masjid Kampus UGM beberapa orang masih membentangkan beberapa spanduk. Tulisan di spanduk itu antara lain, KELESTARIAN ALAM BAGIAN DARI IMAN, GUSTI BERKAHI, dan #SAVE WADAS.

Mereka yang membentangkan spanduk itu sebagai bentuk dukungan terhadap warga Desa Wadas. Mereka mengaku tidak tergabung dalam aliansi apapun namun mengaku sebagai individu yang bersolidaritas untuk Wadas.

"Jadi sebenarnya ini bagian solidaritas dari teman-teman yang ada di sini semua. Mengingat keresahan bahwa isu konflik agraria yang ada di Wadas masih terjadi sampai sekarang dan tidak ada ketegasan sendiri dari Ganjar selaku gubernur," kata salah seorang jemaah yang membentangkan spanduk, Umar.




(sip/sip)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads