Puluhan sopir truk memilih tidak bekerja dan berkumpul di Terminal Delanggu, Klaten, Jawa Tengah. Mereka menggelar aksi damai memprotes penindakan over dimension dan over loading (ODOL) yang dinilai tebang pilih.
"Ini aksi solidaritas, tidak ada orasi dan tidak demo. Intinya kita tidak turun ke jalan, pilih ngobrol dengan Dishub dan Satlantas," ungkap Wakil Ketua Persatuan Sopir Truk Indonesia (PSTI), Ardian, saat menghadiri aksi di Sub Terminal Delanggu, Rabu (9/3/2022).
Menurut Ardian, inti dari aksi itu masih sama dengan aksi sebelumnya di berbagai daerah. Anggota hanya ingin penindakan yang dilakukan fair.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya kita ingin fair saja. Selama ini penindakan tidak fair karena kita ini cuma penjual jasa sehingga mestinya yang ditindak pengguna jasa," papar Ardian.
Selaku penjual jasa, sambung Ardian, sopir hanya pelaksana. Jika muatan over maka pengguna jasa harus ikut ditindak.
"Jika muatan over atau over dimensi maka pengguna jasa harus ikut ditindak. Kalau kita tidak mau muat tapi orang lain muat, kita tidak dapat penghasilan dong," ungkap Ardian.
Selain di Klaten, sebut Ardian, aksi digelar sopir truk di daerah lain di Jawa Tengah meskipun bentuknya berbeda. Aksi akan berlangsung tiga hari.
"Hari ini semua provinsi ada. Mulai tanggal 9, 10, 11 Maret. Ada yang demo, mogok, orasi, turun ke jalan dan lainnya tapi kita pilih kumpul di sini agar tidak mengganggu jalan," terang Ardian.
Nantinya, imbuh Ardian, sopir truk juga akan kembali beraudiensi dengan Pemprov Jateng. Tanggal 10 Maret akan ke DPRD Jateng.
"Tanggal 10 besok kita ke DPRD Jateng, nanti juga ada mediasi ke DPR RI ke Komisi V. Tapi waktunya kapan belum dipastikan," tambah Ardian.
Dari pantauan detikJateng di lokasi, aksi para sopir truk dimulai sekitar pukul 12.00 WIB. Sopir membawa truknya dan diparkir di Terminal Delanggu.
Mereka berkumpul dan ngobrol. Tampak Kasat Lantas Polres Klaten AKP Muhammad Fadhlan dan petugas Dinas Perhubungan di lokasi berdialog.
Kasat Lantas Polres Klaten AKP Muhammad Fadhlan menjelaskan aksi sopir truk ini yang kedua kalinya sebagai bentuk solidaritas.
"Aspirasi kita catat, kita sampaikan ke pimpinan di lokal, regional dan nasional. Memang ada dilema yang sopir sampaikan tapi ini harus dibicarakan bersama agar ada titik temu," kata Kasat Fadhlan kepada detikJateng di lokasi.
Pada intinya, sebut Fadhlan, sopir tidak terima ada penindakan ODOL di beberapa daerah.
"Ini kan ada pengusaha juga. Maka perlu dibicarakan, termasuk tingkat nasional di DPR RI," imbuh Fadhlan.
(apl/rih)