Hari pertama pelarangan kendaraan muatan berat melintas di Underpass Makamhaji, Kabupaten Sukoharjo memicu kepadatan arus lalu lintas di Jalan Pakis-Daleman, Klaten, Jawa Tengah. Warga setempat khawatir kondisi itu akan memicu kemacetan panjang.
"Hari ini, tadi pagi saya mengantar anak sekolah antrean kendaraan dari arah timur (Sukoharjo dan Solo) semakin panjang. Sebab kendaraan berat bertambah banyak," ungkap Kades Sekaran, Kecamatan Wonosari, Hery Tri Marjono, kepada detikJateng, Selasa (8/3/2022).
Pantauan detikJateng di Jalan Pakis-Daleman sekitar pukul 11.45 WIB, tampak padat kendaraan berat. Kontainer, truk pasir, bus, truk tronton tampak sering antre berurutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Antrean mulai dari traffic light Pakis sampai ke timur ujung Desa Boto. Saat lampu menyala hijau sekali, antrean tidak habis karena mayoritas kendaraan berbadan panjang itu berbelok ke kanan arah Semarang.
Hery menyatakan antrean kendaraan hari ini seperti yang terjadi pada saat hari Minggu lalu. Hal itu sebagai dampak kendaraan berat yang melintas Underpass Makamhaji dialihkan lewat Pakis.
"Hari ini sudah seperti hari Minggu karena ada pengalihan arus dari Makamhaji. Ini belum hari Minggu, entah nanti hari Minggu seperti apa," kata Hery.
Bagi warga Desa Sekaran, ucap Hery, kepadatan kendaraan itu merepotkan. Sebab untuk menyeberang atau melintas jalan tersebut tidak leluasa lagi.
"Ya repot, sebab menyeberang ke selatan jalan tambah sulit. Belum lagi di jalan itu ada palang kereta api, macetnya bisa sampai palang," imbuh Hery.
Belum lagi, lanjutnya, di jalur itu beberapa waktu terakhir kondisinya gelap saat malam hari. Lampu penerangan jalan umum di lokasi banyak yang mati.
Warga lain dari Desa Boto, Kecamatan Wonosari, Akbar (42), mengatakan ramainya arus lalu lintas merepotkan warga sekitar.
"Kalau merepotkan ya jelas merepotkan tapi sudah kebijakan pemerintah mau gimana lagi. Kalau macetnya panjang, di timur kan ada palang kereta api, bisa macet menumpuk," ungkap Akbar pada detikJateng, hari ini.
Yang paling terdampak kebijakan itu, sebut Akbar adalah warga Desa Boto dan Sekaran karena berada di kanan dan kiri jalan. Menurutnya meski jalanan sudah dicor beton, tetapi dia menilai besarnya jalan tak seimbang dengan banyaknya kendaraan berat yang melintas.
"Kalau untuk kendaraan besar ya pas setengah ruasnya. Tapi panjang kendaraan itu yang menambah panjang antrean di lampu merah," imbuh Akbar.
Diberitakan sebelumnya, Underpass Makamhaji yang beberapa hari ini ditutup karena perbaikan saluran drainase mulai dibuka lagi besok Selasa (6/3) pagi. Namun, kendaraan berat dilarang melintas di underpass tersebut.
"Kendaraan angkutan yang mempunyai JBB atau tonase lebih dari 8.500 kilogram tidak boleh melintas atau diarahkan ke jalur lain," kata Kepala Dinas Perhubungan Sukoharjo Toni Sri Buntoro, saat dihubungi detikJateng, Senin (7/3) siang.
"Misalkan ada protes karena ada pembatasan jalan, ya memang jalan itu tidak diperuntukkan bagi semua kendaraan, kan sudah ada (jalur) alternatifnya," ujar Toni menambahkan.
Berikut ini jalur alternatif untuk kendaraan berat yang dilarang melintasi underpass Makamhaji, dikutip dari data Polres Sukoharjo.
Dari Sukoharjo ke Semarang: Lewat Solo Baru belok kiri-Langenharjo belok kanan-RS Dr. Oen Solo Baru-simpang tiga Kadilangu belok kiri-lurus sampai simpang tiga Pakis (Wonosari, Klaten)-Pakis belok kanan-Kartasura.
Dari Semarang ke Sukoharjo : Bundaran Tugu Kartasura belok kanan-lurus sampai simpang tiga Pakis (Wonosari, Klaten) lalu belok kiri-lurus Kadilangu Baki-Tanjunganom, kanan-Solo Baru
(sip/rih)