Menelusuri Sejarah Makam-makam di Tempat tak Lazim di Jawa Tengah

Round-Up

Menelusuri Sejarah Makam-makam di Tempat tak Lazim di Jawa Tengah

Tim detikJateng - detikJateng
Senin, 28 Feb 2022 17:45 WIB
Bicara soal makam yang terletak di lokasi tak biasa, ternyata ada juga di Kota Solo. Tepatnya di pinggir jalan kampung Teposanan, Kelurahan Sriwedari, Solo.
Potret Makam Bertabur Bunga di Pinggir Jalan Kampung Solo. Foto: Kartika Bagus/detikJateng
Solo -

Suatu hari Clifford Geertz melayat ke salah seorang warga Mojokuto yang dia tak kenal. Mojokuto adalah nama samaran yang diciptakan antropolog asal Amerika itu untuk sebuah kota kecil di Jawa Timur, di mana dia meneliti seluk-beluk kebudayaan masyarakat Jawa untuk disertasinya pada 1952-1954.

Di rumah duka itu, Geertz duduk di antara dua lelaki sepuh. Yang satu berumur sekitar 60 tahun, satunya lagi sekitar 70 tahun. Dengan agak canggung, Geertz menanyakan umur warga yang meninggal itu, untuk mencari tahu apakah kematiannya merupakan pukulan bagi keluarganya.

"Oh, ia sudah cukup tua, memang sudah tiba saatnya untuk pergi. Ia hanya sedikit lebih muda dari pak Paidin ini," kata lelaki 60 tahun itu sambil menunjuk temannya yang berumur 70 tahun.

Lelaki yang lebih sepuh itu membenarkan keterangan itu sambil lalu. Tak tampak ekspresi haru, seolah pernyataan temannya hanya sebuah fakta sederhana, biasa saja. Selama sekitar 2 tahun melakukan penelitian di Mojokuto, Geertz mengemukakan salah satu pendapatnya bahwa kematian agaknya tidak menimbulkan ketakutan yang berlebihan pada kebanyakan orang Jawa.

Makam keturunan Mangkunegara IV di dalam rumah warga, Solo, Sabtu (26/2/2022).Makam keturunan Mangkunegara IV di dalam rumah warga, Solo, Sabtu (26/2/2022). Foto: Ari Purnomo/detikJateng

"Orang bicara tentang kematian secara terang-terangan tanpa kecemasan sedikit pun," tulis Geertz dalam bukunya Agama Jawa, Abangan, Santri, Priyayi dalam Kebudayaan Jawa (2014:98).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prosesi pemakaman di Jawa pun berlangsung cepat. Tak ada upaya dari pihak keluarga sang jenazah untuk menunda dengan jerit tangis histeris atau ratapan yang mengiris.

Meski demikian, tak berarti si jenazah lantas dilupakan setelah jasadnya dimakamkan. Malah sebaliknya, sebagian orang Jawa sampai sekarang masih teguh memegang tradisi penghormatan kepada leluhur, nenek moyang yang sudah meninggal.

ADVERTISEMENT

Bukan hanya leluhur dekat, makam-makam tak dikenal di tempat-tempat tak lazim pun sampai kini masih terawat. Akhir pekan lalu, tim detikJateng menelusuri lagi makam-makam tersebut, menggali ulang cerita di balik batu-batu nisan itu sebelum sejarah mereka terlanjur berkabut.

Di antaranya adalah lima makam keturunan Mangkunegara IV di rumah warga di Kawasan Pasar Legi Kota Solo, ada pula makam Mbah Precet di samping GOR Sritex Solo yang kisah hidupnya mirip 'Robin Hood' pada zaman kolonial.

Ada juga tiga makam kecil di tengah pertigaan Kawasan Keraton Solo hingga makam kucing kesayangan Pakubuwono X di trotoar wilayah Kabupaten Sukoharjo. Masih ada beberapa makam yang kini berada di tempat-tempat tak lazim di Jawa Tengah. Penasaran? Simak liputan lengkapnya hanya di detikJateng.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads