3 Makam di Tengah Pertigaan Kawasan Keraton Solo, Pusara Siapa?

3 Makam di Tengah Pertigaan Kawasan Keraton Solo, Pusara Siapa?

Tim detikJateng - detikJateng
Minggu, 27 Feb 2022 10:58 WIB
Tiga buah pusara kecil tanpa nama berada di tengah pertigaan jalan kampung di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta.
Tiga buah pusara kecil tanpa nama berada di tengah pertigaan jalan kampung di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikJateng
Solo -

Tiga makam kecil tanpa nama berada di tengah pertigaan jalan kampung di kawasan Keraton Kasunanan Surakarta. Konon, tiga makam itu sudah ada sekitar 100 tahun lalu. Pusara siapa?

Makam itu berada di sudut barat laut Kelurahan Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo. Jika masuk dari pintu kecil Baluwarti sisi barat, makam tersebut terlihat di pertigaan jalan kampung.

Jika kebetulan lewat di jalan itu, orang belum tentu menyadari ada makam di tengah pertigaan. Sebab, ada dua pohon kecil yang mengapitnya, sehingga membuat makam itu tak tampak mencolok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak saya lahir katanya itu sudah ada. Saya sendiri juga tidak tahu. Tapi sekarang masih ada warga yang merawat," kata Ketua RW 02 Baluwarti, Gunadi, kepada detikJateng beberapa waktu lalu.

Makam tiga bayi

Makam itu disebut pusara tiga bayi. Menurut Wulastri (70), warga yang tinggal berseberangan dengan makam, bayi-bayi tersebut meninggal karena hanyut di sungai.

ADVERTISEMENT

"Dulu kan ini sungai, Jalan Kalilarangan itu sungai. Ketiganya bayi, hanyut di sungai, tapi tidak dalam waktu bersamaan," kata Wulastri.

Wulastri mengungkap makam-makam yang terletak masih di kawasan Keraton Solo itu awalnya hanya berupa tanah yang rata. Hingga ayahnya, Cokrodipuro, membangun kijing di tiga makam itu sekitar tahun 1966. Sementara, ibunya menanam pohon di samping makam.

"Dulu masih rata dengan tanah, dilewati orang, diinjak. Bapak saya kan kejawen, dapat bisikan disuruh memperbaiki makam," ujarnya.

Saat ayahnya masih hidup, kata Wulastri, warga sempat ingin memindahkan makam itu karena mengganggu jalan. Namun rencana itu akhirnya batal karena dikhawatirkan terjadi sesuatu hal buruk.

Nama tiga bayi

Meski tak tertulis di pusaranya, warga sekitar ternyata mengetahui nama tiga bayi tersebut.

"Namanya Nggoro Kasih, Den Bagus Kintir dan Mbok Roro Setu. Tapi tidak ditulis di makam," ungkap Wulastri.

"Saya pindah di sini 1959 sudah ada makamnya. Cerita bapak saya, itu sejak 100 tahun lebih," lanjutnya.

Hingga kini dia membersihkan tiga makam bayi yang berjejer itu. "Setiap hari saya yang bersihkan, nyapu," imbuh Wulastri.




(rih/dil)


Hide Ads