Muncul Klaster PTM, 2 Sekolah di Pekalongan Ditutup

Muncul Klaster PTM, 2 Sekolah di Pekalongan Ditutup

Robby Bernardi - detikJateng
Selasa, 15 Feb 2022 17:56 WIB
Polisi melakukan penyemprotan desinfektan di MAN 1 Pekalongan, Selasa (15/2/2022)
Polisi melakukan penyemprotan desinfektan di MAN 1 Pekalongan, Selasa (15/2/2022). Foto: Robby Bernardi/detikJateng
Pekalongan -

Puluhan pelajar tingkat SMA di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, terkonfirmasi COVID-19. Akibatnya ada 2 sekolah yang menjadi klaster COVID-19 dan terpaksa ditutup untuk sementara.

Puluhan siswa yang kena virus Corona itu berasal dari Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pekalongan, sebanyak 33 siswa dan SMAN 1 Wiradesa sebanyak 10 siswa.

Adapun pelajar MAN 1 Pekalongan itu saat ini harus menjalani isolasi terpusat di pesantren setempat. Lalu 10 pelajar yang terinfeksi COVID-19 asal SMAN 1 Wiradesa menjalani isolasi mandiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, Setiawan Dwi Antoro, mengakui di wilayahnya muncul klaster baru, yakni klaster sekolah.

"Ya di MAN ada 33 siswa sedangkan di SMA Wiradesa ada 10. Semuanya, orang tanpa gejala," kata Wawan, sapaan akrab Setiawan Dwi Antoro saat ditemui detikJateng usai meninjau proses karantina para pelajar MAN 1 Kedungwuni, Selasa (15/02/2022).

ADVERTISEMENT

Temuan kasus tersebut, menurut Wawan, berasal dari laporan pihak Puskesmas Kesesi. Laporan itu didapat setelah melakukan pemeriksaan pada salah satu siswa MAN 1 Pekalongan, dengan hasil terkonfirmasi positif.

"Jadi anaknya pulang ke rumah, kemudian sakit, setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata hasilnya positif dan kita tindak lanjuti melakukan tracing di sekolah anak yang bersangkutan. Hasilnya ada tambahan tadi," katanya.

Dari 780 siswa yang ada, dilakukan tracing, hasilnya total ada 33 kasus temuan. Diwaancara terpisah, Plt Kepala MAN 1 Pekalongan, Supriyanto mengatakan tracing itu dilakukan terhadap para siswa serta sejumlah guru.

''Dari hasil tracing, ternyata ada 32 siswa di tempat kami positif virus corona, sehingga jumlah yang terpapar menjadi 33,'' kata Supriyanto.

Dengan adanya temuan kasus tersebut, ia menambahkan, kegiatan belajar mengajar sementara dilakukan melalui daring.

"Satu minggu ini kita melakukan daring sambil menunggu hasil evaluasi selanjutnya. Iya di-lockdown dulu," tambahnya.

Sementara itu, di lokasi yang sama, Kapolres Pekalongan, AKBP Arief Fajar Satria, mengatakan para siswa sengaja ditempatkan di isolasi terpusat agar lebih mudah dipantau kesehatannya.

"Kita bersama pemerintah kabupaten memang merekomendasikan untuk dilakukan isolasi terpusat, agar mudah dikontrol, karena kebetulan di sekolah ini juga ada pondok pesantrennya. Kita juga meminta untuk tidak melakukan pertemuan tatap muka untuk sementara ini," kata Arief.

Selama dilakukan isolasi terpusat yang menggunakan asrama di lingkungan setempat, pihaknya juga membantu memberikan logistik dan melakukan penyemprotan disinfektan di ruang-ruang kelas maupun lingkungan sekolah.

"Iya tadi kita bakti sosial, untuk memberikan semangat pada adik-adik kita saat menjalani isolasi terpusat. Kita sterilkan juga semua ruangan dengan melakukan penyemprotan disinfektan," katanya.

Dengan meningkatnya kasus COVID-19 tersebut, pihak polres akan terus melakukan pendisiplinan warga dalam menjalankan protokol kesehatan. Pihaknya juga akan melakukan random swab di titik-titik yang diduga rawan adanya penyebaran Corona.

"Kita tingkatkan patroli-patroli untuk tegakan prokes, kita lakukan juga swab random, acak, setiap harinya, di lokasi-lokasi titik kerumunan," jelasnya.




(ahr/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads