Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) baru saja selesai memeriksa sistem pengereman bus wisata yang kecelakaan dan menewaskan 13 penumpang di Bukit Bego, Bantul. Seperti apa hasilnya?
"Yang saya sampaikan faktual dengan temuan di lapangan. Kami sudah periksa kendaraan, pertama adalah sistem rem, sambungan-sambungan kompresor, tabung angin, tidak ada masalah dan tidak ada kebocoran," kata Plt Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT Ahmad Wildan kepada wartawan saat ditemui di kantor Dishub Solo, Selasa (8/2/2022).
Dengan hasil itu, Wildan menyampaikan, kondisi angin pada sistem pengereman masih ada. Fungsi pengurang laju kecepatan kendaraan dinyatakan masih bekerja dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anginnya masih ada, semua sistem berjalan dengan baik. Bus itu secara fungsional dia bisa mengerem, tidak ada masalah teknis," sambungnya.
Selain memeriksa perangkat pengereman, Wildan mengatakan, pihaknya juga memeriksa bagian roda. Dari hasil pemeriksaan itu, juga tidak ditemukan adanya tanda-tanda kerusakan.
"Kami juga periksa roda alurnya memenuhi syarat, gap kampas dengan tromolnya itu ambang batasnya masih normal. Biasanya kalau nggak normal di atas satu millimeter," urainya.
"Sekali lagi untuk masalah roda juga itu masih layak digunakan baik dari alurnya maupun gap kampas," imbuh Wildan.
Dengan hasil pemeriksaan tersebut KNKT menyatakan bahwa sudah terjadi kegagalan dalam pengereman yang membuat bus wisata meluncur dan menabrak tebing.
"ini temuan di kendaraan yang terkait di sistem rem. Saya tidak bahas hal-hal lain terkait sistem rem, seperti masalah lampu. Ini masalahnya kegagalan pengereman, yang kami lakukan adalah pemeriksaan sistem rem," tuturnya.
(dil/rih)