Teras Cihampelas, Kota Bandung baru saja besrolek untuk bisa menggaet wisatawan yang datang. Namun setelah diresmikan, area yang dibanggakan sebagai pedestrian melayang atau skywalk pertama di Indonesia itu kini seolah kembali dilupakan.
Pantauan detikJabar, Kamis (28/9/2023), kondisi Teras Cihampelas terlihat sepi di tengah momen hari libur Maulid Nabi SAW. Nyaris tak ada keramaian yang terlihat, terutama di area ruang publik yang baru saja diresmikan pemerintah daerah.
Padahal, Selasa (19/9) lalu, area seluas 250 meter persegi itu baru saja dibuka secara resmi untuk masyarakat. Tak hanya menampung pedagang, Teras Cihampelas pun diproyeksikan menjadi area bermain untuk wisatawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di area yang baru saja diresmikan, ada 4 zona ruang publik yang sebetulnya kini sudah disulap lebih cantik. Mulai dari area fashion show di zona A, sirkuit mini di zona B, area pedestrian di zona C hingga panggung mini di zona D.
Tapi, meski sudah bersolek lebih cantik, keberadaan Teras Cihampelas masih saja belum dilirik. Perbedaannya pun terlihat dibanding area di bawahnya yang dipenuhi hiruk pikuk kendaraan wisatawan maupun pejalan kaki yang berbelanja oleh-oleh untuk bisa dibawa pulang.
Saat detikJabar menengok Teras Cihampelas, hanya ada beberapa orang yang memanfaatkan ruang publik yang baru diresmikan itu. Ada yang sekedar datang untuk duduk beristirahat, hingga yang turut membawa keluarganya bermain di area baru tersebut.
Salah seorang pedagang, Nani, mengatakan wajah baru Teras Cihampelas belum mampu mengangkat pamor di area itu. Sebab menurutnya, sebagian besar pedagang kini malah memilih untuk meninggalkan kembali lapak-lapaknya ke area bawah Teras Cihampelas.
"Kalau dibilang sepi sih, Alhamdulillah tiap hari mah ada aja, a. Tapi masalahnya, banyak pedagang yang sekarang milih turun lagi. Soalnya kalau di sini suka ribet," katanya saat berbincang dengan detikJabar.
Masalahnya kemudian, Teras Cihampelas seperti tidak mendapat perawatan. Contohnya, banyak sampah dedaunan yang belum dibersihkan, selain juga sampah rumah tangga yang masih terbungkus plasti di beberapa titik Teras Cihampelas.
Bukan hanya itu saja, Nani juga mengeluhkan fasilitas toilet yang malah kembali ditutup setelah peresmian. Selain itu, tidak ada penerangan untuk pedagang jika ingin berjualan di malam hari.
"Kalau toilet sama musala, itu dibukanya pas peresmian doang a. Setelah itu mah digembok lagi enggak tahu kenapa. Terus lampu, kalau malam enggak ada. Jadinya kalau malam, kita ya enggak bisa jualan di sini. Sementara kalau di bawah juga suka dilarang, jadinya dilema," ujar Nani.
Ia pun berharap perubahan yang terjadi di Teras Cihampelas tak hanya terjadi di awal gebrakannya saja. Beberapa fasilitas penunjang harus segera disiapkan supaya pedagang maupun pengunjung juga nyaman ketika datang ke sana.
Di tempat yang sama, Azwa (18), salah seorang pengunjung yang datang ke Teras Cihampelas juga merasakan hal yang sama. Ia turut menyayangkan jika Teras Cihampelas yang baru saja direnovasi malah tidak kunjung menarik minat wisatawan untuk datang ke sana.
"Sayang aja, a, kalau misalnya udah dibikin bagus gini malah sia-sia. Padahal kan udah ada ruang terbuka publiknya yang bisa dimanfaatin, jadi kalau sepi sayang banget," katanya.
Ia pun menyarankan pemerintah daerah selaku pengelola Teras Cihampelas untuk menggenjot promosi area tersebut lewat media sosial. Sehingga, banyak orang yang tertarik datang ke sana dan menghidupkan kembali geliat ekonomi di Teras Cihampelas.
"Promosi di medsosnya sih yang harus dibanyakin. Jadi biar banyak orang yang lihat, terus tertarik datang ke sini. Terus udah gitu, fasilitasnya harus dilengkapin dan dijaga biar awet, a," pungkasnya.
(ral/mso)