Pesona Teras Cihampelas yang pernah menjadi salah satu ikon Kota Bandung, kini semakin memudar. Kondisi Teras Cihampelas kini sungguh memprihatinkan. Selain sepi pedagang, beragam coretan dan bau pesing menyeruak dari tempat ini.
Awalnya, skywalk sepanjang 450 meter yang diresmikan pada 2017 silam ini dijadikan daya tarik wisata belanja yang mengangkat potensi para pedagang kaki lima di kawasan Jalan Cihampelas. Teras Cihampelas dibangun sebagai solusi untuk menata para pedagang yang selama ini memenuhi trotoar jalanan di bawahnya.
Namun, harapan itu seakan pupus seiring waktu, terlebih ketika pandemi COVID-19 melanda. Kini hanya segelintir pedagang yang masih setia membuka lapak di Teras Cihampelas. Beberapa kios terlihat kosong, sementara sebagian lainnya sudah tutup permanen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pedagang yang bertahan mengeluhkan sepinya pengunjung. Dahulu ramai dikunjungi wisatawan, kini Teras Cihampelas seakan terlupakan. Kondisi ini tentu berimbas pada pendapatan mereka, yang menurun drastis dari hari ke hari.
"Sekarang sepi yang buka beberapa kios aja," ucap Jasmiati (53) salah seorang pedagang di Teras Cihampelas saat ditemui detikJabar, Selasa (22/10/2024).
Di Teras Cihampelas, hanya terdapat delapan pedagang yang masih membuka lapaknya. Berdasarkan pantauan, kedelapan pedagang itu semuanya berjualan makanan dan minuman. Salah satunya Jasmiati.
Jasmiati menceritakan, sudah bertahun-tahun berjualan makanan dan minuman di kawasan Cihampelas. Awalnya, dia berjualan di trotoar jalan. Namun pada 2017, dia pindah ke Teras Cihampelas karena mengikuti aturan.
Pada awal-awal dibuka, Jasmiati menyebut Teras Cihampelas begitu ramai didatangi pengunjung. Bahkan pendapatannya ketika itu bisa jutaan rupiah per hari. Namun kini, Jasmiati hanya bisa mendapat penghasilan ratusan ribu saja karena sepinya Teras Cihampelas.
"Dulu mah bisa Rp 4-5 juta per hari, siang hari itu udah hampir habis jualannya, sekarang paling Rp 300 ribu, sepi," tuturnya.
Tidak hanya masalah pengunjung yang sepi, Teras Cihampelas juga tampak kusam dan rusak di beberapa bagian. Beberapa lampu penerangan sudah tidak berfungsi, dan tanaman yang dulu menghiasi area ini tampak layu tak terurus.
Jasmiati menyayangkan nasib Teras Cihampelas saat ini. Padahal menurutnya, Teras Cihampelas termasuk lokasi yang nyaman untuk disinggahi. Dia juga berharap, Teras Cihampelas kembali ramai seperti awal-awal diresmikan.
Pada Oktober 2023 lalu, Pemkot Bandung sebenarnya telah merevitalisasi Teras Cihampelas dengan membuka area baru yakni area fashion show di zona A, sirkuit mini di zona B, area pedestrian di zona C hingga panggung mini di zona D.
"Sayang kan, tempatnya enakan buat nongkrong, harga gak mahal standar. Di atas udah dibagusin, tapi buat apa kalau dibagusin tapi gak diramein," ucap Jasmiati.
Menurutnya, sepinya Teras Cihampelas disebabkan salah satunya karena pindahnya para pedagang. Sejak pandemi COVID-19, pedagang mulai turun dari Teras Cihampelas dan kembali berjualan di trotoar jalan di bawahnya.
"Kenapa sepi karena pedagang pada ke bawah semua lagi," tegasnya.
Sementara Yayat (48) seorang pedagang tas rajut yang kini berjualan di trotoar Jalan Cihampelas menuturkan, dirinya sudah lama pindah setelah sebelumnya sempat berjualan di Teras Cihampelas. Yayat menyebut, sepinya pengunjung jadi alasan dia pindah ke bawah.
"Waktu awal dibuka jualan di atas, kemudian pas corona sempat tutup. Baru 2022 kemarin jualan lagi, tapi pindah ke bawah karena sepi (di atas)," kata Yayat.
Meski sudah pindah ke bawah, namun Yayat mengungkapkan pengunjung ke kawasan Cihampelas tetap sepi. Menurut Yayat, ada beberapa hal yang ditengarai jadi penyebab pengunjung terus menurun, salah satunya karena minimnya lokasi parkir kendaraan.
"Di sini susah parkir makanya mulai sepi, kemudian Jalan Cipaganti dulu dua arah, sekarang cuma satu arah jadi semakin sepi. Dulu yang mau ke Lembang pada mampir dulu ke sini, sekarang gak ada," jelasnya.
(bba/sud)