Patung berwarna hitam berdiri gagah di eks kandang gajah yang berada di Kebun Binatang Bandung. Keberadaan patung itu kerap menyita perhatian pengunjung.
Tidak banyak yang tahu terkait patung tersebut, namun siapa sangka patung itu merupakan seorang pribumi yang memiliki sumbangsih besar terhadap objek wisata ini.
Dilihat dari perawakannya, patung itu mengenakan kain berwarna hitam yang dililitkan ke badannya. Dari informasi yang dihimpun detikJabar, pakaian itu merupakan pangsi namun berbeda dengan tren saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Patung tersebut juga mengenakan peci berwarna hitam, celana hitam dan sandal khas Tasikmalaya serta menenteng sebilah golok.
Tak hanya di eks kandang gajah, patung serupa juga berdiri gagah di sebelah timur kawasan Kebun Binatang Bandung yang lokasinya tidak jauh dari kandang orang utan.
Patung itu adalah R Ema Bratakoesoema, Ema memiliki sumbangsih besar terhadap pembangunan Kebun Binatang ini. "Patung itu adalah R Ema Bratakoesoema," kata Marcom Bandung Zoo Sulhan Syafi'i kepada detikJabar, Sabtu (3/6/2023).
Aan sapaan karib dari Sulhan menuturkan, dulu Hogland pria asal Belanda bekerjasama dengan pribumi yakni Ema membangun kebun binatang ini.
Dilansir dari laman resmi Pemkot Bandung, pendirian kebun binatang ini disahkan Gubernur Jendral Hindia Belanda pada 12 april 1933 dengan nama Bandoengsche Zoologisch Park.
"Pendirian ini oleh Hogland berkerjasama dengan pribumi yakni R Ema Bratakoesoema," ujar Aan.
"Sejak tahun 1957, Ema mengambil alih kebun binatang terlantar ini kemudian dijadikan Yayasan Margasatwa Taman Sari sampai saat ini," jelas Aan.
Aan juga sempat sedikit mengungkap sosok R Ema Bratakoesoema. Sosoknya sangat berpengaruh, khususnya dalam pendirian kebun binatang ini.
"Dia pejuang dan pendekar, makannya kalau kita lihat pakaiannya pakai pangsi, yang berbeda dengan orang-orang sekarang, pangsi bentuk sarung dan selalu bawa golok kemana-mana," tuturnya.
"Dia wartawan, dia juga pengusaha yang membuat kebun binatang ini," tambahnya.