Nostalgia dengan Mainan Lawas di Museum 198X Bandung

Nostalgia dengan Mainan Lawas di Museum 198X Bandung

Sudirman Wamad - detikJabar
Senin, 27 Feb 2023 07:00 WIB
Museum mainan tahun 1980-1990 di Kota Bandung
Museum mainan tahun 1980-1990 di Kota Bandung (Foto: Sudirman Wamad/detikJabar)
Bandung -

Aldo Ikhwanul Khalid, pria asal Kota Bandung membangun museum mainan. Sebanyak 3.300 mainan dari era 1980-1990 dipamerkan di museum ini. Namanya Museum 198X. Museum yang menyuguhkan nostalgia dengan mainan lama.

Ia merintis museum mainan ini sejak 2008. Selain pemilik museum, Aldo juga merupakan penjual mainan. Tapi, mainan yang dijual Aldo dikhususkan bagi yang hobi atau pecinta mainan.

Museum mainan milik Aldo itu berada di Jalan Sunda Kota Bandung. Persis di toko mainan miliknya, Zero Toys. Sebelum membangun museum mainan, Aldo merintis toko mainannya. Ia mulai berburu mainan lawas sejak 1990-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya toko mainan Zero Toys dulu, tahun 1999. Saya berpartner dengan empat teman, mengoleksi mainan 80-an. Akhirnya sepakat membuka Zero Toys," ucap Aldo memulai perbincangan dengan detikJabar, Senin (20/2/2023).

ADVERTISEMENT
Museum 198X, museum mainan tahun 1980-1990 di Kota BandungMuseum 198X, museum mainan tahun 1980-1990 di Kota Bandung Foto: Sudirman Wamad/detikJabar

Setelah disambut dengan ulasan singkat tahun awal berdirinya Zero Toys. Aldo kemudian mengajak berkeliling Museum 198X yang dirintisnya sejak 2008. Pintu museum ini dirahasiakan.

Aldo meminta pengunjung museum atau toko untuk menebak pintu masuk Museum 198X. Di tokonya, ada pintu rahasia. Pintu ini memang sulit ditebak. Saat jurnalis detikJabar berkunjung pun salah menebak lokasi pintu tersebut.

Setelah tebak-tebakan pintu rahasia gagal dijawab dengan benar. Barulah Aldo menunjukkannya. Ia membukanya dan langsung mengajak masuk menuju pintu rahasia itu. Pengunjung museum bakal disambut dengan foto Presiden Soeharto dan kaset pita yang bertumpuk. Suasananya langsung membawa ke masa lampau, periode 1980-1990.

Museum 198X, museum mainan tahun 1980-1990 di Kota BandungMuseum 198X, museum mainan tahun 1980-1990 di Kota Bandung Foto: Sudirman Wamad/detikJabar

Mainan anak-anak dari berbagai merek dan jenis langsung menyambut. Seketika memori indah saat masa anak-anak langsung menyerang otak. Kenangan itu menyayat pikiran, seakan terhipnotis.

Ada Tiga Zona

Ada tiga area di Museum 198X. Area pertama menyajikan mainan yang menyerupai karakter film kartun dan komik. Area per tema ini dilengkapi dengan televisi dan perangkat pemutar video lawas. Kaset-kasetnya pun lengkap. Televsi ini masih berfungsi, bahkan menayangkan salah satu film kartun era 1980-an.

Setelah Aldo menjelaskan beberapa koleksinya di area pertama, Aldo kemudian mengajak jurnalis detikJabar ke area kedua. Area yang dipenuhi mainan dengan karakter super hero Amerika.

"Area kedua ini juga disebut ruang TVRI. Kenapa? karena karakter dari kartun-kartun yang ditayangkan di TVRI. Waktu itu, hanya TVRI yang memutar film-film kartun, jam empat sore jadwalnya. Semuanya ada di sini yang diputar TVRI," ucap Aldo sembari menunjuk koleksi miliknya.

Museum 198X, museum mainan tahun 1980-1990 di Kota BandungMuseum 198X, museum mainan tahun 1980-1990 di Kota Bandung Foto: Sudirman Wamad/detikJabar

Di area dua ini juga ada gerobak yang dipenuhi mainan lawas, seperti balon-balonan yang ditiup, komik Tatang S, pesawat rakitan jadul, dan lainnya. Gerobak yang didesain menyerupai penjual mainan keliling.

Rasa penasaran kian menguat, koleksi Aldo memang membuat geleng-geleng kepala. Pikiran kembali melayang, kebahagiaan hadir. Sebab, kenangan indah saat kecil muncul terus kala berkunjung ke Museum 198X.

Beralih ke area ketiga, nah di area ini koleksi super robot dan real robot disuguhkan. Tak hanya itu, koleksi khusus mainan Star Wars juga disuguhkan. Berbagai bentuk Ultraman, Gundam, Voltes dan lainnya hadir tersaji dengan rapi di lemari. Di bagian pojok area ini terdapat ding dong yang masih fungsi.

Sepanjang kunjungan di museum, Aldo selayaknya pemandu. Ia menerangkan secara rigid barang-barang koleksi. Aldo bak ensiklopedia mainan. Kebangkitan hingga kematian mainan fisik pun ia jelaskan. Hingga era berganti, mainan berganti dengan video game.

"Latar belakang membuat museum ini awalnya kita rutin hunting barang-barang vintage untuk dijual. Semakin lama, semakin sulit ternyata. Akhirnya, dibuatlah untuk kita sendiri. Sepakati buat museum," ucap Aldo.

Maianan legendaris yang ada di museum mainan itu berasal dari tiga sumber. Pertama dari orang yang memiliki mainan lama, kedua dari toko tua, ketiga dari toko loak atau pameran mainan.

"Mainan di sini usianya 35 sampai 40 tahun. Value-nya sama kayak barang antik lainnya, kalau dipegang sama tangan yang tepat, orang yang tepat, dan saat yang tepat," kata Aldo.

Museum 198X, museum mainan tahun 1980-1990 di Kota BandungMuseum 198X, museum mainan tahun 1980-1990 di Kota Bandung Foto: Sudirman Wamad/detikJabar

Aldo enggan bicara soal harga ribuan koleksi miliknya. Namun, mainan yang ada di koleksinya itu memiliki nilai sejarah. "Mainan ini dari Indonesia semua, yang sudah ada di Indonesia sejak dulu. Jadi tidak cari ke luar negeri," kata Aldo.

Museum mainan ini dibuka untuk umum. Dibuka hanya saat akhir pekan. Ke depan, Aldo mengaku memberlakukan aturan bagi pengunjung yang ingin ke museum, seperti membeli stiker atau apapun yang ada di tokonya. Selain museum, Aldo juga tengah menyiapkan kafe dengan nuansa mainan.

(sud/yum)


Hide Ads