Sejarah dan Cerita Perjodohan di Taman Goa Sunyaragi Cirebon

Sejarah dan Cerita Perjodohan di Taman Goa Sunyaragi Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Senin, 23 Jan 2023 11:00 WIB
Taman Goa Sunyaragi Cirebon
Taman Goa Sunyaragi Cirebon. (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Taman Goa Sunyaragi merupakan salah satu peninggalan dari Keraton Cirebon. Peninggalan bersejarah yang telah berusia ratusan tahun itu hingga kini masih terjaga dan difungsikan sebagai objek wisata.

Kepala Bagian Pemandu Taman Goa Sunyaragi, Jaja Sudrajat mengatakan, situs bersejarah ini pertama kali dibangun pada tahun 1586 M dan mulai digunakan pada tahun 1596 M. Adapun material yang digunakan sebagai bahan bangunannya hampir 60 persen adalah batu karang.

"Ada dua arsitek besar yang menangani pembangunan Goa Sunyaragi. Pertama adalah Panembahan Losari dan yang kedua adalah Raden Sepat," kata Jajat saat berbincang dengan detikJabar di Cirebon, baru-baru ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan di dalam pitutur, batu karang yang digunakan sebagai material komponen utama Goa Sunyaragi itu diambil dari wilayah Gunung Kidul (Yogyakarta)," kata dia menambahkan.

Ia menjelaskan, Taman Air Goa Sunyaragi memiliki nama asli Taman Kaputren Panyepi Ing Raga yang saat itu difungsikan sebagai tempat bermain dan tempat Itikaf bagi putra putri dari keluarga Keraton Cirebon.

ADVERTISEMENT

"Yang sekarang kita kenal Goa Sunyaragi, itu nama aslinya adalah Taman Kaputren Panyepi Ing Raga. Taman Kaputren artinya tempat bermain putra-putri dari Keraton Cirebon. Sementara Panyepi Ing Raga, karena ini Islam, jadi bisa diartikan sebagai itikaf," tutur dia.

Di Taman Goa Sunyaragi sendiri terdapat beberapa bangunan yang memilik nama dan fungsinya masing-masing. Beberapa bangunan itu di antaranya Goa Pengawal, Goa Simanyang, Mande Beling, Goa Pawon, dan lain-lain.

Menurut Jajat, Goa Pengawal dahulunya digunakan sebagai tempat istirahat bagi para pengawal dari Keraton Cirebon. Kemudian Goa Simanyang berfungsi sebagai tempat pemantau atau pos jaga.

Selanjutnya Mande Beling, yang kala itu difungsikan sebagai tempat bagi para petinggi Keraton untuk memberikan petuah. Kemudian Goa Pawon. Dahulunya lokasi ini digunakan sebagai tempat penyimpanan perbekalan bagi keluarga Keraton yang ingin bermalam di Taman Goa Sunyaragi.

Selain tempat-tempat yang tadi disebutkan, di Taman Goa Sunyaragi juga terdapat beberapa tempat lain yang memiliki nama dan fungsinya masing-masing.

Cerita Perjodohan di Taman Air Goa Sunyaragi

Selain difungsikan sebagai tempat bermain dan tempat itikaf bagi putra-putri keluarga Keraton, di masa lalunya Taman Kaputren Panyepi Ing Raga atau yang kini dikenal dengan nama Taman Air Goa Sunyaragi adalah tempat perjodohan.

Dahulu, kata Jajat, keluarga Keraton Cirebon sering mempertemukan putra-putri mereka di Taman Goa Sunyaragi dalam rangka perjodohan.

"Misalkan si A punya anak laki-laki dan si B punya anak perempuan yang ingin dijodohkan, biasanya mereka akan membawa anak-anak mereka ke Taman Goa Sunyaragi untuk dipertemukan agar sama-sama saling mengetahui," kata dia.

Hanya saja, dalam perjodohan yang dilakukan oleh kalangan keluarga Keraton Cirebon, ada beberapa tahapan proses yang harus ditempuh. Dalam hal ini, setiap putra-putri yang akan dijodohkan, akan lebih dulu dites atau diuji keilmuan agamanya.

"Putra-putri yang akan dijodohkan, keduanya akan lebih dulu dites atau diuji keilmuan agamanya. Itu salah satu proses yang harus dijalani. Karena pada jaman dulu masih menggunakan prinsip bibit, bebet, bobot," kata Jajat.




(tey/tey)


Hide Ads