Tepat di bagian depan Keraton Kasepuhan, terdapat sebuah kompleks bangunan bersejarah yang usianya sudah ratusan tahun. Kompleks bangunan itu diberi nama Ksiti Hinggil.
Ksiti Hinggil dikelilingi oleh susunan tembok bata merah dengan hiasan keramik cina. Untuk pintu masuknya berupa gapura kembar yang diberi nama Gapura Benteng.
Masuk ke dalam, terlihat beberapa pohon dan bangunan masih berdiri dengan kokoh. Terlihat juga dua buah batu yang diberi nama Lingga dan Yoni.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk batu Lingga berbentuk lonjong mirip seperti alat kelamin laki-laki dan Yoni berbentuk mirip alat kelamin perempuan. Karena bentuknya mirip alat kelamin, Lingga dan Yoni juga disimbolkan sebagai bentuk kesuburan.
Suasana di kompleks Ksiti Hinggil sendiri terasa adem, dengan tanah yang ditumbuhi rerumputan ditambah dengan beberapa pohon rindang di sekitarnya. Hal ini membuat suasana duduk santai di bangunan Ksiti Hinggil menjadi semakin nyaman.
Ada 5 Mande atau bangunan tanpa dinding yang ada di kompleks Ksiti Hinggil. Pertama adalah Mande Semar Tinandu yang berfungsi sebagai tempat duduk penasehat raja, Semar Tinandu memiliki 2 buah tiang dengan ukiran di setiap sisinya, 2 buah tiang tersebut memiliki makna dua kalimat syahadat.
Kedua, ada Mande Malang Semirang yang merupakan bangunan paling besar di Ksiti Hinggil, berfungsi sebagai tempat duduk keluarga sultan. Di dalam Mande Malang Semirang terdapat 20 tiang yang menjadi penyangga dari atap bangunan, 20 tiang juga melambangkan 20 sifat wajib Allah SWT.
![]() |
Ketiga, ada Mande Pandawa Lima yang menjadi tempat duduk para panglima kerajaan. Seperti namanya, Mande Pandawa Lima memiliki 5 tiang yang melambangkan rukun Islam yang ada Islam.
Keempat adalah Mande Pengiring yang berfungsi sebagai tempat para pengiring raja dan hakim apabila ada pengadilan di Alun-alun Sangkala Buana.
Di dalam Mande Pengiring terdapat 8 tiang kayu jati yang terdiri dari 4 tiang di bagian dalam, dan 4 tiang di setiap sudutnya, 4 tiang bagian dalam melambangkan 4 unsur, yakni tanah, air, api dan udara, dan 4 tiang sisanya, melambangkan 4 arah mata angin.
Kelima, ada Mande Karesmen yang berfungsi sebagai tempat untuk melakukan pantas kesenian gamelan sekaten, yang sudah ada sejak abad ke 15. Gamelan Sekaten dimainkan setiap Idulfitri 1 Syawal dan Iduladha di bulan Dzulhijjah. Lokasi Mande Karesmen ada di belakang dekat dengan Mande Pengiring.
Kepala Bagian Informasi dan Pariwisata Keraton Kasepuhan, Iman Sugiman memaparkan, Ksiti Hinggil sendiri memiliki makna tanah yang tinggi, karena lokasinya di area yang lebih tinggi dibandingkan bangunan keraton yang lain. Menurut Iman, kompleks Ksiti Hinggil dibangun pada tahun 1529 Masehi.
"Itu bangunan asli bata merah yang masih dipertahankan, dibangun pada era Sunan Gunung Jati," tutur Iman, belum lama ini.
Dari segi arsitektur, bangunan di Ksiti Hinggil mengikuti gaya arsitektur Majapahit. Hal ini terlihat dari segi bangunan yang mirip pura yang ada di Bali. Menurut Iman, pada Abad ke 15 merupakan masa transisi dari kebudayaan Hindu ke Islam, sehingga dari segi arsitektur bangunan masih terlihat sentuhan kebudayaan Hindu.
Dulu, kompleks Ksiti Hinggil berfungsi sebagai tempat sultan dan para stafnya berkumpul untuk menyaksikan acara atau pertunjukan di Alun-alun Sangkala Buana, seperti latihan perang, pengadilan atau upacara kebesaran.
"Sekarang sudah nggak dipakai lagi, sudah jadi cagar budaya," tutur Iman.
Menurut Iman, pada masa Wali Kota Cirebon Khumaidi Syafrudin, arsitektur gapura Keraton Kasepuhan yang ada di Ksiti Hinggil disosialisasikan ke setiap kantor dan instansi yang ada di Kota Cirebon.
"Sekitar tahun 1980-1990-an, saat Wali Kotanya Pak Khumaidi Syaifuddin itu bentuk gapuranya disosialisasikan ke setiap bangunan yang ada di Kota Cirebon, jadi sekarang setiap kantor dan sekolah itu banyak bangunan gapuranya, itu idenya dari Keraton Kasepuhan," pungkas Iman.
Bagi yang berminat untuk melihat langsung kompleks Ksiti Hinggil bisa langsung datang ke Keraton Kasepuhan yang beralamat di Jalan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
(dir/dir)