Goa Peteng: Saksi Bisu Pemindahan Pusat Militer Kolonial ke Bandung

Goa Peteng: Saksi Bisu Pemindahan Pusat Militer Kolonial ke Bandung

Yuga Hassani - detikJabar
Kamis, 08 Sep 2022 06:00 WIB
Peninggalan sejarah dari masa kolonial Belanda di Indonesia tidak pernah hilang. Salah satunya adalah Gua Peteng yang ada di Kampung Kebon Suuk, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Peninggalan sejarah dari masa kolonial Belanda di Indonesia tidak pernah hilang. Salah satunya adalah Goa Peteng yang ada di Kampung Kebon Suuk, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Bandung -

Peninggalan sejarah dari masa kolonial Belanda di Indonesia tidak pernah hilang. Salah satunya adalah Goa Peteng yang ada di Kampung Kebon Suuk, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.

Pantauan detikJabar di lokasi, terlihat terdapat dua buah goa di tempat tersebut. Goa pertama terlihat telah tertutupi oleh akar-akar rerumputan. Sementara goa peteng kedua terlihat lebih besar dan terdapat dua ruangan di dalamnya.

Goa Peteng tersebut di dalamnya terdapat satu ruangan utama dengan lebar diperkirakan sekitar tiga meter. Kemudian terlihat ada dua lubang untuk menuju ke ruang kedua yang ada lebih dalam lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi di dalam Goa Peteng tersebut tidak ada sirkulasi udara yang banyak. Sehingga jika memasuki goa tersebut sedikit lebih pengap.

Penulis sekaligus peneliti sejarah, Atep Kurnia (42), mengatakan adanya goa peteng tersebut berkaitan dengan diresmikannya markas atau benteng kompi artileri di Nagreg pada tahun 1902. Apalagi, kata dia, Goa Peteng tersebut terdapat di Nagreg dan Cicalengka.

ADVERTISEMENT

"Goa Peteng Paslon Nagreg itu jadi tahun 1902 di Nagreg diresmikan markas atau benteng kompi artileri ke 19 tentara belanda. Kemungkinan itu juga bagian dari itu. Peresmiannya dilakukan oleh Gubernur Jenderal datang ke situ. Makanya kan itu istilahnya peteng, itu ukurannya agak luas," ujar Atep saat ditemui detikJabar, di kediamannya, Rabu (7/9/2022).

Peninggalan sejarah dari masa kolonial Belanda di Indonesia tidak pernah hilang. Salah satunya adalah Gua Peteng yang ada di Kampung Kebon Suuk, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.Peninggalan sejarah dari masa kolonial Belanda di Indonesia tidak pernah hilang. Salah satunya adalah Gua Peteng yang ada di Kampung Kebon Suuk, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Pihaknya menjelaskan goa peteng tersebut digunakan untuk pertahanan militer Belanda. Apalagi pada zaman tersebut ada hubungannya ketika tentara Belanda memindahkan pusat militernya ke Bandung.

"Memang kemungkinan ada hubungannya dengan pertahanan, ada kaitannya dengan artileri pertahanan tadi. Soalnya ini ada kaitannya dengan pemindahannya pusat-pusat militer yang ada di sepanjang pesisir Utara ke pedalaman. Jadi gagasannya sudah dimulai pada pertengahan abad 19," katanya.

Atep menuturkan pada tahun 1820-an ada wacana memindahkan pusat-pusat militer. Kemudian wacana tersebut langsung dilaksanakan diawali dengan pemindahan dari Semarang ke Magelang.

"Termasuk juga di kita ke Priangan, yaitu ke Sukabumi. Kan di Sukabumi ada pusat pelatihan gudang militer, tahun 1888. Terus dipindahkan ke Padalarang. Makanya kan ada pusat kavaleri di Padalarang, itu adalah pindahan dari Sukabumi," katanya.

Setelah itu pada tahun 1916 markas besar dari tentara Belanda dipindahkan ke Bandung. Menurut Asep bangunannya yang saat ini adalah Kodam III Siliwangi.

"Ke Bandung mah 1916 jadi pusat militer se-Hindia Belanda dipindahkan ke Bandung. Ya sebutannya adalah Mabes lah dipindah ke Bandung. Kalau sekarang mah bangunannya disebut Kodam III Siliwangi. Jadi itu markas besarnya tentara kolonial, asalnya adalah di Jakarta atau Batavia," ucapnya.

Maka dari itu, Atep menilai adanya goa peteng tersebut merupakan bagian dari pemindahan pusat militer tersebut.

"Termasuk yang ke Cicalengka juga, yakni pasukan alteleri. Kalau dikaitkan dengan goa peteng di daerah paslon dan kebon suuk. Jadi bagian dari wacana pemindahan pusat-pusat militer," tegasnya.

Selanjutnya Julukan Gua Peteng

Julukan Gua Peteng

Atep mengungkapkan masyarakat sekitar menyebut bangunan tersebut adalah peteng. Menurutnya arti dari kata tersebut adalah tempat yang gelap.

"Bangunannya pasti disebut Peteng, karena gelap atau rahasia. Pasti semua tempat yang serupa dimana-mana pasti akan disebut Peteng," ucap Atep.

Peninggalan sejarah dari masa kolonial Belanda di Indonesia tidak pernah hilang. Salah satunya adalah Gua Peteng yang ada di Kampung Kebon Suuk, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung.Peninggalan sejarah dari masa kolonial Belanda di Indonesia tidak pernah hilang. Salah satunya adalah Gua Peteng yang ada di Kampung Kebon Suuk, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung. Foto: Yuga Hassani/detikJabar

Dia menuturkan goa peteng tersebut digunakan tentara Belanda untuk posko atau kantung-kantung pemantauan militer.

"Kalau markas itu pasti bangunannya besar. Kalau yang kecil seperti itu untuk posko pemantauan militer," tuturnya.

"Atau bisa juga menjadi lokasi untuk berlindung dari serangan udara, karena dalam sejarah pernah juga Belanda ketika menghadapi perang dunia ke dua banyak mempersiapkan posko-posko serupa," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(yum/yum)


Hide Ads