Sumedang adalah salah satu kabupaten yang dilintasi Jalan Raya Pos (De Grote Postweg). Jalan ini dibuat kolonial Belanda pada masa pemerintah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811).
Demikian penggalan kalimat yang tercantum di Monumen Tugu 0 Kilometer Sumedang yang terletak di Jalan Raya Mayor Abdurrachman.
Di tugu tersebut masih terdapat patok lama jalan yang bertuliskan BD 45 (ke Bandung jaraknya 45 kilometer), CN 85 (ke Cianjur jaraknya 85 kilometer) dan SMD 0 (Nol kilometer Sumedang).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tugu Nol Kilometer Sumedang berada diantara pusat pemerintah Kabupaten Sumedang di Alun-alun Sumedang dengan pusat ekonomi Pasar Sumedang di sebelah utara jembatan Sungai Cipeles.
Monumen tugu 0 Km Sumedang dibangun pada tahun 2020 dan diresmikan oleh Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir.
Pengajar Departemen Sejarah dan Filologi Fakultas Ilmu Budaya Unpad Mumuh Muchsin Zakaria menjelaskan, saat itu Daendels diutus ke pulau Jawa sebagai antisipasi menangkal serangan dari Inggris. Salah satunya membuat Jalan dari Anyer sampai Panarukan sepanjang kurang lebih 1.000 kilometer.
"Sumedang salah satu wilayah yang terlintasi proyek jalan itu, jalan ini ada proyek strategis karena menghubungkan ke pantai utara," ujarnya kepada detikJabar, Selasa (30/8/2022).
![]() |
Mumuh menyebut, Jalan Daendels melintasi jalur Parakanmuncang, Cadas Pangeran, Tomo hingga terus bersambung ke pantai utara di Cirebon.
"Jadi Parakanmuncang dulunya kabupaten terpisah sendiri dari Sumedang, baru ke sini-sini jadi termasuk wilayah Sumedang, jadi jalur yang biasa dilewati sekarang itu kalau dari Bandung menuju Sumedang itu jalur baru," ucapnya.
Disinggung soal penentuan titik nol kilometer, menurutnya nol kilometer banyak terdapat di sejumlah kota. Namun, lanjut dia, ada beberapa alasan kenapa nol kilometer dianggap penting. Pertama, pertimbangan nilai sejarah.
"Seperti Jalan Raya Pos Daendels, itukan memiliki nilai historis, jalan itu jalan tua," ujarnya.
Kemudian ditinjau dari sisi praktis pragmatis, dikatakan Mumuh, nol kilometer bermanfaat sebagai rujukan dan referensi terkait jarak suatu tempat atau referensi lainnya.
"Nol kilometer itu bisa jadi referensi dan rujukan buat jarak atau juga untuk penomoran pertama suatu rumah," paparnya.
Ia pun mendukung dengan adanya pembangunan semacam tugu nol kilometer di beberapa daerah kaitannya dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
"Saya mendukung kalau pemerintah kabupaten mendukung itu karena manfaatnya sangat banyak, dari aspek historis, praktis pragmatis dan kepariwisataan," katanya.
Selanjutnya Menapaki Jalan Daendels di Sumedang Lewat Catatan Pram