Manis Gurih Gado-Gado Nurudin Khas Cirebon

Manis Gurih Gado-Gado Nurudin Khas Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Kamis, 25 Jan 2024 14:30 WIB
Gado-gado Nurudin
Gado-gado Nurudin (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Bandung -

Selain empal gentong, tahu gejrot, nasi lengko dan docang ada satu lagi makanan khas Cirebon yang wajib untuk dicoba yaitu gado-gado. Meskipun tidak jauh berbeda dengan gado-gado yang ada di Jakarta. Gado-gado Cirebon memiliki ciri khasnya tersendiri.

Menurut Nurudin penjual gado-gado khas Cirebon, ada perbedaan yang jelas antara gado-gado di Jakarta dengan gado-gado asli Cirebon. Gado-gado Jakarta hanya menggunakan air asam bening biasa, tidak menggunakan kuah kuning seperti gado-gado Cirebon.

"Kalau disini mah mirip lotek tapi kalau di Jakarta mah gado-gado. Cirebon khasnya di kuah kuningnya," kata Nuridin Rabu (24/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam seporsi gado-gado ada sambal kacang, kangkung, lontong, toge, tahu, timun, kentang, telur, kol, kacang panjang dan kerupuk emping dan udang ditambah dengan siraman kuah kuning yang terbuat dari santan dan kaldu ayam. Menurut Nurudin bahan yang digunakan dalam membuat gado-gado semuanya alami dan menyehatkan.

Untuk pembuatannya sendiri cukup mudah, sayuran yang telah ditiriskan di masukan ke dalam cobek untuk dicampur dengan sambal kacang dengan tambahan sedikit perasan jeruk sebagai pewangi.

ADVERTISEMENT

Dengan banyak jenis sayuran, bumbu kacang serta kuah kuning, membuat gado-gado memiliki rasa yang segar dan manis. Serta kuah yang tercampur dengan sambal kacang menambah cita rasa gurih manis di mulut. Apalagi jika diberi sambal, membuat gado-gado memiliki rasa pedas manis yang nikmat di mulut.

Gado-gado NurudinGado-gado Nurudin Foto: Fahmi Labibinajib

Ada dua jenis gado-gado yang dijual oleh Nurudin yaitu gado-gado uleg dan gado-gado ayam. "Kalo gado-gado uleg isian sayuran lebih banyak, mirip kaya lotek tapi dikasih perasan jeruk," kata Nurudin.

Nurudin sendiri telah berjualan selama 12 tahun. Awalnya hanya menggunakan gerobak dorong biasa namun karena faktor usia, membuat ia berinisiatif untuk menggunakan motor roda tiga sebagai tempat ia berjualan.


Sebelum berjualan gado-gado, Nurudin riset terlebih dahulu tentang gado-gado dari mulai gado-gado yang di Jakarta hingga yang di Cirebon. Sampai ia berhasil menciptakan resep sendiri. Hingga sekarang dirinya belum pernah mendapatkan komplain tentang gado-gado yang ia jual.

Meskipun hanya berjualan di depan Masjid Nurul Amal Jalan Ciremai Larangan Kota Cirebon. Tapi pelanggan gado-gado Nurudin dari berbagai macam daerah seperti Pilang, Beber, Sumber bahkan Jakarta.

"Biasanya yang beli orang-orang usia 30- 40 an, kalo anak sekarang mah jarang," kata Nurudin.

Gado-gado NurudinGado-gado Nurudin Foto: Fahmi Labibinajib

Bersama dengan istrinya, dalam sehari gado-gado Nurudin mampu menjual 50 porsi dengan omset Rp 500.000 perhari. Nurudin bersyukur dengan berjualan gado-gado ia mampu untuk menguliahkan anaknya hingga jadi sarjana bahkan lanjut S2.

"Alhamdulillah, anak satu sudah sarjana sekarang malah lagi lanjut S2 jurusan Apoteker di Ciputat tuh," tutur Nurudin.

Nurudin berjualan dari jam 09:00 sampai jam 18:00 WIB. Dalam seporsi gado-gado Nurudin dihargai Rp 12.000 untuk gado-gado ayam dan Rp 10.000 untuk gado-gado uleg. Selain berjualan gado-gado. Nurudin juga berjualan lotek, karedok, ketoprak dan juga sambal asem.




(tya/tey)


Hide Ads