Docang Kuliner yang Lekat dengan Riwayat Wali Sanga di Cirebon

Docang Kuliner yang Lekat dengan Riwayat Wali Sanga di Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Jumat, 12 Jan 2024 07:00 WIB
Docang Pak Kumis yang gurih
Docang Pak Kumis yang gurih (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Ada banyak kuliner khas Cirebon. Salah satunya adalah docang selain memiliki cita rasa yang khas. Docang juga punya asal usul yang menarik untuk diketahui. Konon awalnya docang merupakan makanan yang digunakan untuk meracuni para wali sanga saat berkumpul di Cirebon.

Menurut penjual Docang Pak Kumis, Purwanto (47) menceritakan pada saat para wali sanga berkumpul di keraton untuk membahas tentang penyebaran agama Islam di Cirebon. Ada salah satu pangeran yang tidak suka sehingga memberikan makanan yang telah diracuni. Namun bukanya teracuni makanan tersebut malah disukai oleh para wali sanga.

Nama Docang sendiri berasal dari kata bodo yang berarti oncom dan kacang yang berarti tauge. Menurut Purwanto docang terbuat dari bahan-bahan yang cukup sederhana yaitu lontong, parutan kelapa, kucai, toge, daun singkong dan rempah-rempah dengan tambahan kerupuk sebagai pelengkap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Docang Pak Kumis yang gurihDocang Pak Kumis yang gurih Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Cita rasa kuah docang yang terbuat dari rempah-rempah dengan taburan tauge yang telah dihancurkan serta parutan kelapa. Membuat rasa kuah docang menjadi gurih manis apalagi jika dimakan dengan kerupuk membuat docang memiliki cita rasa yang khas.

Sebagai makanan tradisional. Menurut Purwanto kerupuk yang dijadikan pelengkap untuk makan docang menggunakan kerupuk khusus yang berbeda dengan kerupuk pada umumnya.

ADVERTISEMENT

"Kerupuk docang itu ketika dimasukan ke dalam kuah itu tidak langsung melempem, masih keras dan terasa udangnya" tutur Purwanto, Rabu (10/1/2024).

Purwanto mendapatkan kerupuk khusus tersebut dengan pesan terlebih dahulu di tempat pembuatan kerupuk yang ada di daerah Plered Kabupaten Cirebon.

Docang Pak Kumis milik Purwanto sudah ada sejak tahun 2000. Ia meneruskan berjualan milik ayahnya yang sudah meninggal. Dalam sehari docang Pak Kumis mampu untuk menjual sekitar 50-75 porsi docang perhari.

"Untuk omzetnya dalam sehari bisa 700 ribuan," tutur Purwanto.

Docang Pak Kumis yang gurihDocang Pak Kumis yang gurih Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Satu porsi docang pak Kumis dihargai dengan harga yang cukup murah hanya sekitar Rp 9.000 per porsi. Untuk waktu bukanya dalam sehari terbagi menjadi dua yaitu dari jam 06.00 - 11.00 lalu buka lagi dari jam 16.00 - 21.00 WIB.

"Kalo pagi yang jualan itu ibu. Baru ketika sore baru saya," kata Purwanto.

Bagi yang berminat untuk menikmati cita rasa Docang Pak Kumis dapat mengunjunginya di jalan Tentara Pelajar, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi Kota Cirebon Jawa Barat.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads