Jejak Tionghoa di Balik Lahirnya Tahu Gejrot Khas Cirebon

Jejak Tionghoa di Balik Lahirnya Tahu Gejrot Khas Cirebon

Ony Syahroni - detikJabar
Sabtu, 17 Des 2022 09:31 WIB
Pabrik Tahu Gejrot di Desa Jatiseeng Kidul, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon
Pabrik Tahu Gejrot di Desa Jatiseeng Kidul, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon (Foto: Ony Syahroni/detikJabar).
Cirebon -

Cirebon dikenal sebagai salah satu surganya wisata kuliner di Jawa Barat. Banyak makanan khas Kota Udang yang memiliki citarasa yang nikmat hingga digemari oleh berbagai kalangan.

Salah satu sajian kuliner khas Cirebon yang cukup populer adalah Tahu Gejrot. Selain di Cirebon, panganan yang satu ini juga bisa dengan mudah dijumpai di kota-kota besar di Indonesia. Seperti Jakarta, Bandung maupun di daerah lainnya.

Seperti diketahui, Tahu Gejrot sendiri adalah sajian kuliner yang terdiri dari potongan tahun goreng bertekstur kopong, yang dicampur dengan beberapa bumbu sebelum kemudian disiram dengan kuah khasnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Semua bahan yang tercampur dalam Tahu Gejrot, membuat sajian kuliner yang satu ini memiliki citarasa yang manis, gurih, dan juga pedas. Maka tak heran jika makanan khas Cirebon yang satu ini cukup digemari oleh banyak kalangan.

Di balik kepopuleran Tahu Gejrot, ternyata ada nilai historis yang cukup panjang. Sajian kuliner ini disebut merupakan salah satu makanan legendaris yang bahkan sudah ada sejak era Kolonial Belanda atau sebelum kemerdekaan.

ADVERTISEMENT

Salah satu daerah yang dikenal sebagai tempat lahirnya Tahu Gejrot adalah Desa Jatiseeng, Kecamatan Ciledug, Kabupaten Cirebon. Sejarah lahirnya tahu sendiri tidak terlepas dari adanya komunitas keturunan Tionghoa yang mendirikan pabrik-pabrik tahu di desa tersebut di masa kolonial Belanda sekitar tahun 1919.

"Kelahiran tahunya sendiri sudah ada sejak era Kolonial Belanda. Kemungkinan sekitar tahun 1919. Terutama dengan adanya komunitas orang Tionghoa di Cirebon Timur saat itu," kata Dosen Sejarah IAIN Syekh Nurjati Cirebon Tendi saat berbincang dengan detikJabar, Kamis (15/12/2022).

"Jadi memang dulu keturunan Tionghoa di Cirebon Timur itu ada yang membawa makanan khas dari Tiongkok. Salah satunya adalah tahu. Dan di Desa Jatiseeng, dulunya itu ada pabrik tahu milik orang Tionghoa," kata dia.

Seiring berjalannya waktu, warga setempat kemudian mencoba mengkreasikan makanan khas Tionghoa itu dalam bentuk lain. Tahu yang sebelumnya hanya sebatas digoreng, kemudian dikreasikan dengan campuran beberapa macam bumbu dan juga kuah. Berangkat dari situ lah kemudian Tahu Gejrot terlahir.

Adapun kuah yang digunakan untuk Tahu Gejrot sendiri terbuat dari rebusan gula merah yang dicampur dengan kecap dan beberapa bahan pelengkap lainnya.

Tak disangka, hasil kreasi makanan berbahan tahu dari penduduk setempat itu ternyata banyak disukai hingga akhirnya tidak sedikit orang yang mengikuti resep tersebut.

"Banyak orang yang kemudian mengikuti cara itu. Bahkan akhirnya dijadikan sebagai barang jualan dan sampai sekarang masih ada," kata Tendi.

Tendi mengatakan, Tahu Gejrot hasil kreasi dari masyarakat baru tercipta beberapa tahun setelah pabrik tahu milik orang Tionghoa berdiri. Ia memperkirakan Tahu Gejrot ini baru tercipta antara tahun 1930 hingga 1940-an.

"Pabrik tahunya sendiri diperkirakan tahun 1919. Kalau misalkan ditambah proses kreasi, coba-coba bumbu dan menemukan bumbu yang tepat untuk kuahnya, yang bisa mencapai angka tahunan, mungkin bisa terjadi beberapa tahun setelahnya. Saya pribadi mencurigai (Tahu Gejrot lahir) sekitar tahun 1930 hingga 1940-an," ucap Tendi.

Menurut Tendi, nama Tahu Gejrot sendiri diambil dari kebiasaan sang penjual saat menuangkan kuah dari dalam botol ke atas potongan tahu yang sudah dicampur beberapa bumbu. Proses itu dikenal dengan istilah digejrot karena saat kuah dituangkan terdengar suara Jrot, Jrot, Jrot.

(mso/mso)


Hide Ads