Menengok Tempat Pembuatan Kecap Legendaris Khas Cirebon

Menengok Tempat Pembuatan Kecap Legendaris Khas Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Senin, 03 Feb 2025 09:30 WIB
Pabrik Kecap Cap Matahari.
Pabrik Kecap Cap Matahari (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar).
Cirebon -

Di sudut jalan gang Kebon Belimbing, Jalan Pangongan, Kelurahan Pekalangan, Pekalipan, Kota Cirebon, terdapat sebuah pabrik tradisional yang menjadi sentra produksi kecap khas Cirebon, yakni Kecap Cap Matahari. Berbeda dengan kecap pada umumnya, kecap cap Matahari dibuat dengan cara tradisional. Hal ini tampak ketika memasuki area pabrik, terlihat kayu bakar memenuhi area depan pabrik.

Kayu bakar tersebut, digunakan untuk memasak kedelai hitam di dalam tungku besar yang terletak di dalam pabrik. Selama proses pembuatan kecap, aroma harum kedelai langsung tercium di hidung. Kepulan asap yang berasal dari kayu bakar dan kedelai yang dimasak juga tampak memenuhi ruangan.

Pengelola sekaligus keluarga penerus Pabrik Kecap Cap Matahari, Aceng (56) memaparkan, pabrik kecap Matahari pertama kali dirintis oleh Dipa Cahya sekitar tahun 1960-an. Hingga sekarang, Pabrik kecap cap Matahari masih terus beroperasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari tahun 1960 itu sudah ada, produksinya dari dulu di sini, ini sudah generasi ketiga, sudah lama," tutur Aceng, Kamis (30/1/2024).

ADVERTISEMENT
Pabrik Kecap Cap Matahari.Pabrik Kecap Cap Matahari (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar).

Menurut Aceng, berbeda dengan di tempat lain, kecap cap Matahari khas Cirebon memiliki keunikannya tersendiri. Kecap matahari khas Cirebon, lanjut Aceng, memiliki aroma kedelai yang kuat, tanpa bahan pengawet, dan masih menggunakan alat-alat tradisional dalam proses pembuatannya.

Alat tradisional yang dimaksud Aceng, adalah tungku tempat memasak kecap yang usianya sudah puluhan tahun, alat untuk mengaduk dan mengambil kecapnya yang masih menggunakan bambu dan batok kelapa, serta pengemasan kecap yang juga masih menggunakan peti yang terbuat dari kayu.

Aceng mengatakan, sengaja pabriknya masih menggunakan alat-alat tradisional, karena untuk menjaga cita rasa kecap agar tidak berubah.

"Aromanya wangi, tanpa bahan pengawet, hanya dari kedelai, gula dan garam. Alat pembuatanya masih pakai alat tradisional kayak alat ngaduknya itu masih pakai bambu besar dan batok kelapa, jadi semuanya bahan-bahan alami termasuk alat-alatnya. Tungkunya juga usianya sudah lama," tutur Aceng.

Dengan dibantu 7 orang pegawai, dalam sehari, Pabrik kecap cap Matahari mampu menghasilkan sekitar 1.500 botol kecap. Untuk proses pembuatnya sendiri, membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Sedangkan untuk kedelainya, Aceng dapatkan dari petani kedelai di sekitar wilayah Pantura.

Karena tanpa menggunakan bahan pengawet, menurut Aceng, kecap matahari hanya bisa bertahan sekitar 1 tahun, tergantung dengan kondisi tempat penyimpanan kecap yang digunakan. Meskipun merek kecap dengan alat yang lebih modern semakin banyak, tetapi, kecap cap Matahari khas Cirebon tidak pernah sepi peminat, khususnya bagi para pedagang yang menggunakan kecap sebagai bahan utama, seperti penjual nasi lengko khas Cirebon.

Dalam sehari, ada ratusan botol kecap yang dijual Aceng, tak hanya dari Cirebon, kecap cap Matahari juga sering dipesan sampai ke luar pulau Jawa.

"Banyak yang ngambilnya di sini, dari mulai tukang lengko, mie ayam, sampai orang Kalimantan juga belinya di sini, sekali ngirim ke Kalimantan bisa sampai 200 botol,"tutur Aceng.

Bagi Aceng, disiplin dalam mempertahankan cita rasa, menjadi kunci kenapa kecap khas Cirebon cap Matahari masih bisa bertahan. "Nggak ada saingan juga sama kecap pabrik modern, pelanggan setia masih percaya, yang penting kitanya disiplin dan jaga cita rasa agar tidak berubah," tutur Aceng.

Ampas Kecap

Selain menjual kecap, pabrik kecap matahari juga menjual ampas kecap atau hampas, yang berasal dari sisa pembuatan kecap. Karena dikelola dengan alat tradisional, menurut Aceng, menjadikan ampas kecapnya memiliki tekstur yang tidak mudah hancur, sehingga cocok untuk dimasak kembali menjadi lauk makanan atau tauco. Dalam sehari, pabrik kecap matahari bisa menghasilkan sekitar 60 kilogram ampas kecap.

"Kalau buat kecap kan, kita yang diambil sarinya saja, nah sisanya itu namanya ampasan, tapi masih laku dijual, biasanya buat dijual lagi di pasar untuk diolah jadi masakan, beda sama ampasan di tempat lain yang mudah hancur jadi nggak bisa diolah lagi," pungkas Aceng.

Pabrik Kecap Cap Matahari.Pabrik Kecap Cap Matahari (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar).

Sementara itu, salah satu penjual nasi lengko khas Cirebon, Yayu mengatakan, dirinya memang selalu menggunakan kecap khas Cirebon cap Matahari sebagai bahan utama dalam membuat lengko. Apalagi, lanjut Yayu, kecap cap Matahari sudah dipakai orang tuanya dulu untuk membuat lengko selama puluhan tahun.

Menurutnya, kecap cap Matahari memiliki aroma yang kuat dan rasa yang lebih sedap.

"Kalau lengko khas Cirebon, itu harus pakainya kecap matahari kayak gini, tempat produksinya ada di Pekalangan, soalnya sudah puluhan tahun orang tua yang jualan lengko itu pakainya kecap ini, pernah nyoba pakai kecap biasa, tapi rasanya jadi kurang," pungkas Yayu.




(mso/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads