Hari Loper Sedunia! Ini Sosok Loper Koran Pertama, Ternyata Anak 10 Tahun

Hari Loper Sedunia! Ini Sosok Loper Koran Pertama, Ternyata Anak 10 Tahun

Tya Eka Yulianti - detikJabar
Selasa, 08 Okt 2024 09:40 WIB
Ilustrasi loper koran.
Foto: Istimewa
Bandung -

Di awal pekan bulan Oktober ini, dunia memperingati International Newspaper Carrier Day atau yang lebih dikenal sebagai Hari Loper Sedunia. Tujuan peringatan ini yakni untuk menghormati jasa para loper koran.

Loper koran adalah garda terdepan dalam mendistribusikan berita dan informasi dari berbagai media cetak ke tangan para pembaca. Meskipun di era digitalisasi ini seperti saat ini profesi loper mulai terkikis namun loper tetap memegang peran penting di dalam proses jurnalistik dunia.

Di Hari Loper Sedunia ini, apakah kamu mengetahu siapa loper koran pertama di dunia yang tercatat? Ternyata ia adalah seorang anak berusia 10 tahun. Siapa dia?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asal-Usul Hari Loper Sedunia

Hari Loper Sedunia pertama kali dicetuskan oleh Newspaper Association of America (NAA) untuk merayakan kontribusi besar para loper yang bekerja tak kenal lelah, baik di tengah cuaca panas maupun dingin, demi mengantarkan surat kabar ke depan pintu para pembaca. Peringatan ini dirayakan setiap minggu pertama bulan Oktober, bertepatan dengan National Newspaper Week yang juga diadakan di Amerika Serikat. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan penghargaan kepada para pengantar surat kabar yang kerap kali mengawali hari lebih awal dibandingkan profesi lainnya.

Sejak surat kabar pertama kali diperkenalkan pada abad ke-17, peran loper koran sangat penting untuk memastikan informasi bisa tersebar luas. Mereka adalah "jembatan" yang menghubungkan berita dari mesin cetak ke masyarakat luas. Di masa kejayaannya, terutama di abad ke-19 dan awal abad ke-20, ribuan anak muda bekerja sebagai loper koran, menjajakan berita dari satu rumah ke rumah lainnya.

ADVERTISEMENT

Banyak dari mereka memulai pekerjaan ini di usia yang sangat muda, karena pekerjaan mengantar koran biasanya ialah pekerjaan pertama yang tersedia bagi para remaja. Menjadi loper seringkali juga dijadikan cara untuk membantu perekonomian keluarga.

Siapakah Loper Koran Pertama di Dunia

Mungkin banyak yang bertanya, siapakah loper pertama di dunia? Ia adalah Barney Flaherty. Kisahnya menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah panjang distribusi surat kabar.

Barney Flaherty dikenal sebagai loper koran pertama yang tercatat dalam sejarah. Pada tahun 1833, ketika usianya baru 10 tahun, ia mendapatkan pekerjaannya sebagai loper di The New York Sun, sebuah surat kabar yang saat itu sedang berkembang pesat di Amerika Serikat.

Kisah Barney bermula ketika Benjamin Day, pemilik The New York Sun. Saat itu, 3 September 1833, ia menyebarkan sendiri edisi perdana The New York Sun. Seharian melakukan distribusi untuk korannya, ia merasa begitu lelah. Hingga akhirnya ia pun membuka lowongan untuk pekerjaan mengantarkan koran,

Melihat iklah lowongan pekerjaan itu, Barney yang berasal dari keluarga miskin, memberanikan diri untuk melamar pekerjaan tersebut. Pada awalnya Benjamin Day hanya ingin merekrut anak remaja tapi Barney mampu meyakinkan bahwa ia cukup cepat dan giat untuk pekerjaan itu.

Karena hal ini juga, ada Hari Loper yang diperingati pada tanggal 4 September setiap tahun. Ini hari peringatan perekrutan Barney Flaherty oleh Benjamin Day, penerbit New York Sun.

Pada saat itu, tidak ada gaji tetap untuk loper koran. Saat itu mereka harus membeli koran dengan harga diskon dari kantor penerbitan, lalu menjualnya kembali dengan harga yang lebih tinggi. Jika korannya tidak terjual, maka mereka menanggung rugi. Meski pekerjaan ini tidak mudah, Barney berhasil menunjukkan ketekunan yang luar biasa dan sukses menjadi salah satu loper yang berprestasi di masanya.

Barney menjadi yang pertama dari ribuan loper koran yang kemudian muncul. Karena penerbit media semakin hari berkembang, banyak yang menjadi pembaca tetap. Mereka pun berlangganan, sehingga tak perlu lagi keluar rumah untuk mendapatkan koran. Sejak itu, pekerjaan loper koran menjadi pekerjaan populer di kalangan anak-anak muda yang ingin mencari uang tambahan.

Peran Loper Koran di Tengah Era Media Digital

Di masa kejayaannya, loper koran adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Pagi-pagi sekali, mereka terlihat di jalanan, membawa tumpukan surat kabar berteriak menyebut nama koran-koran yang didagangkan untuk menarik perhatian orang. Banyak pula loper cerdas yang menyebutkan isi informasi dalam koran untuk membuat calon pembeli penasaran.

Namun, seiring perkembangan zaman dan munculnya era digital, peran loper koran mulai terpinggirkan. Kini, dengan akses informasi yang sangat mudah melalui internet, pekerjaan ini mengalami penurunan drastis, baik dari segi jumlah pekerja maupun dari nilai ekonomisnya.

Transformasi ini sangat terlihat di negara-negara maju, di mana langganan koran cetak menurun secara signifikan. Banyak perusahaan media menutup versi cetaknya dan fokus pada versi digital. Akibatnya, pekerjaan loper koran pun mulai menghilang. Di Indonesia sendiri, loper koran yang dulu begitu banyak berkeliling di kompleks perumahan dan pinggir jalan kini sudah jarang ditemui, digantikan oleh layanan berita online yang lebih cepat dan praktis.

Tokoh-tokoh Dunia yang Pernah Jadi Loper Koran

Siapa sangka, banyak tokoh besar dunia yang memulai kariernya sebagai loper koran. Mereka belajar nilai kerja keras, ketekunan, dan disiplin sejak usia dini dari pekerjaan ini. Salah satu tokoh terkenal adalah Warren Buffet, investor kawakan yang kini dikenal sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Buffet mulai meloper koran di usia 13 tahun dan mendapatkan pelajaran berharga tentang pentingnya mengelola uang dan bisnis dari pekerjaan tersebut.

Selain itu, Walt Disney, pencipta karakter legendaris Mickey Mouse, juga pernah menjadi loper koran di masa kecilnya. Disney membantu ayahnya mengantarkan koran ke rumah-rumah di kawasan Kansas City. Begitu pula mantan Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman, yang pada masa remajanya bekerja sebagai loper koran di Missouri untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.

Di Indonesia, loper koran juga pernah menjadi batu loncatan bagi sejumlah tokoh. Salah satunya adalah Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN dan CEO Jawa Pos Group. Dahlan memulai kariernya sebagai penjaja koran di Surabaya sebelum akhirnya meniti karier di dunia jurnalistik dan menjadi sosok berpengaruh di media Indonesia.

Menghargai Jasa Loper di Era Modern

Meskipun di era digital ini pekerjaan loper koran perlahan mulai menghilang, Hari Loper Sedunia tetap menjadi pengingat bahwa ada masa di mana para loper adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang memastikan informasi bisa sampai ke tangan para pembaca setiap pagi. Mereka adalah simbol ketekunan dan kerja keras, nilai-nilai yang tidak lekang oleh waktu dan teknologi. Oleh karena itu, di hari Loper Sedunia ini, marilah kita menghargai jasa para loper koran yang pernah setia menyapa pagi kita dengan membawa kabar dari seluruh dunia.

Seiring berjalannya waktu, peran mereka mungkin berubah, tetapi kisah mereka tetap menjadi bagian dari sejarah distribusi informasi yang patut dikenang.




(tya/tey)


Hide Ads