Di tengah derasnya arus informasi digital, Suwarno (56) seorang loper tetap teguh menjajakan koran di jalanan Bandung.
Meski perkembangan teknologi semakin memudahkan orang untuk mendapatkan berita, Suwarno masih setia menawarkan koran dari pagi hingga malam. Ia berkeliling di kawasan Alun-Alun dan Kodiklat Bandung.
Pada Selasa (8/10/2024), Suwarno terlihat di Jalan Banceuy menjajakan koran seperti yang telah dilakukannya selama tiga tahun terakhir. "Saya sudah ada tiga tahun jualan koran, cuman pandemi itu saya libur, nggak jualan," ungkapnya saat ditemui di sela-sela aktivitasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setiap hari, Suwarno membawa sekitar 40 eksemplar koran yang ia beli sendiri di kawasan Cikapundung pada pagi hari. Namun, tantangan berjualan koran di era digital semakin berat. Banyak orang kini lebih memilih membaca berita melalui internet daripada membeli koran cetak.
"Kalau sekarang nggak bisa balik (koran yang tidak terjual), jadi ya sudah aja dibawa pulang sisanya, nanti dikumpulin di rumah buat ditimbang gitu kalau sudah banyak," jelas Suwarno.
Selain itu, penjualan koran juga tidak lagi semarak seperti dulu. Suwarno mengungkapkan bahwa dari 40 koran yang ia bawa, hanya beberapa koran saja yang laku terjual. "Hari ini baru 10 yang laku," katanya.
Meskipun demikian, Suwarno tidak patah semangat. Setiap hari, sejak pukul 6 pagi, ia berkeliling dari Alun-Alun hingga Kodiklat untuk menjual korannya. Dengan keuntungan sekitar Rp2.000 per koran, jika beruntung seluruh dagangannya habis terjual, ia bisa mengantongi penghasilan hingga Rp75.000 dalam sehari. Namun, rata-rata pendapatannya berkisar antara Rp35.000 hingga Rp40.000 per hari.
"Kalau habis semua paling dapat 75 ribuan," ungkapnya.
Dengan pendapatan dari menjadi loper koran, Suwarno bisa menghidupi istri dan anak bungsunya yang masih duduk di bangku SMA. "Saya tinggal bertiga di Cicadas bareng istri sama anak saya yang sudah kelas 3 SMA, yang pertama sudah berumah tangga," tutur Suwarno.
Sebelum menjadi loper koran, Suwarno pernah bekerja di hotel dan proyek, namun keadaan memaksanya beralih profesi. Meskipun pendapatannya tidak lagi sebesar dulu, ia tetap bersyukur bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Harga koran yang dijual Suwarno bervariasi, mulai dari Rp3.000 hingga Rp11.000 per eksemplar, tergantung jenis korannya. "Paling mahal Kompas dan Rakyat Merdeka neng, Rp11.000," tambahnya.
Di tengah pergeseran cara orang mendapatkan informasi, Suwarno adalah satu dari sedikit loper koran yang masih bertahan di tengah gempuran digital. Dengan tantangan yang semakin besar, ia terus berjuang demi menghidupi keluarganya.
(sud/sud)