Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB, matahari pun baru menampakkan sinarnya. Emak-emak ini tampak semangat untuk bercocok tanam di Buruan SAE (Sehat, Alami, Ekonomis) Mamatahan. Mereka langsung membagi tugas, ada yang mencampurkan media tanam dan ada juga yang memindahkan benih dari tempat pesemaian. "Sedang tanam cabai, cabai suka mahal," kata Dedeh Hartati Ketua Buruan SAE Matahan Masjid Al-Fitrah Kecamatan Babakan Ciparay.
Seperti diketahui, beberapa waktu ke belakang harga cabai rawit di Kota Bandung melambung tinggi, harga per kilogramnya bisa mencapai Rp 100 ribu. Harga tersebut lebih mahal dari satu kilogram daging ayam dan hampir sama dengan harga satu kilogram daging sapi.
Berangkat dari hal tersebut, emak-emak itu tergerak untuk bercocok tanam dengan sistem menggunakan organik tower garden (OTG). Ada 50 OTG yang digunakan untuk bercocok tanam, seperti diketahui OTG itu merupakan bantuan dari Bank Indonesia Kantor Wilayah Jawa Barat dan disimpan dipelataran Masjid Al-Fitrah.
Dedeh Hartati mengatakan, kegiatan ini dilakukan emak-emak di kompleks nya selain untuk mengisi kegiatan, juga menjaga ketahanan pangan keluarga. "Untuk ketahanan pangan, kegiatan ibu-ibu agar bercocok tanam, " kata Dedeh kepada detikJabar, belum lama ini.
Kegiatan menanam sayur yang dilakukan emak-emak ini juga sebagai bentuk menekan inflasi, menurut Dedeh dengan menanam sayur sendiri dapat menghemat uang belanja keluarga. "Menghemat uang belanja, Insyaallah," ucapnya singkat.
Sebelumnya menurut Dedeh, emak-emak ini pernah memanen sayuran di buruan SAE Mamatahan seperti ikut memanen kangkung, pakcoy hingga ke seladah bokor dan "Selain itu hasil panennya juga ada yang dibagikan untuk membantu warga di sekitar masjid yang membutuhkan dan diberi gratis," ujar Dedeh.
Kelompok Buruan SAE ini adalah satu dari sekian banyak yang mendapatkan bantuan CSR dari BI Jabar. Kepala BI Jabar Herawanto berujar, program urban farming ini menjadi konsen pihaknya bersama Kepala Dinas Lingkungan Hidup.
"Pengembangan urban farming didorong secara masif melalui gerakan menanam cabai di pekarangan oleh seluruh elemen masyarakat di Jawa Barat. Ini semua adalah untuk menjaga stabilitas makro ekonomi, antisipasi potensi tekanan inflasi dan penting untuk menjaga pertumbuhan ekonomi," ungkap Herawanto.
Herawanto juga menyebut, generasi muda penerima beasiswa dari Bank Indonesia dalam Komunitas Generasi Baru Indonesia Jawa Barat juga ikut gerakan tanam cabai di kos, kemudian event adventure run yang berpartisipasi melakukan gerakan tanam cabai.
"Selain itu, teknologi pertanian memanfaatkan lahan terbatas di perkotaan seperti pemberian secreen house, organik tower garden (OTG) serta budidaya dan tanaman pangan dalam ember atau termasuk bioflok," ungkapnya
Per Juli 2022 Bank Indonesia (BI) Jawa Barat mencatat, Jabar mengalami inflasi sebesar 0,57 persen (mtm) atau 4,41 persen (yoy) sejalan dengan inflasi nasional hingga Juni 2022. Inflasi bulanan Jawa Barat pada Juni 2022 disumbang oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau khususnya cabai merah (0,2130%), bawang merah (0,0954%), cabe rawit (0,0804%), telur ayam ras (0,0369%) dan tomat (0,0352%).
Dari tujuh kota pantauan IHK di Jawa Barat, Kota Bogor mengalami inflasi tertinggi dengan nilai sebesar 0,75% (mm). Sementara, inflasi terendah berasal dari Kota Tasikmalaya sebesar 0,41% (mtm).
Mengatasi hal tersebut, BI Jabar bersama pemerintah daerah semakin memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk menjaga optimisme dan meningkatkan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi potensi tekanan inflasi yang dipengaruhi oleh stagfusi global, yaitu stagnasi dalam perekonomian diikuti inflasi global yang semakin tinggi.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, teknologi pangan dapat menjadi modal untuk mengatasi inflasi. "Program desa digital, mengubah persepsi bahwa tinggal di desa itu pendapatannya desa, dengan revolusi digital terjadilah paradigma baru bahwa di masa depan hidup paling nikmat itu hidup di desa rezeki kota," kata pria yang biasa disapa Kang Emil.
Dari sisi digital orang nomor di Jawa Barat ini bangga, dengan semua aspek kehidupan di Jabar dengan konsep digital west java sekarang sudah menyapu bersih dengan segala kemajuannya.
"Tinggal di Tasikmalaya rezeki Bandung, Tinggal di Tasikmalaya income Jakarta, masa depan harus seperti itu, nah oleh digital bisa kenapa? Bercocok tanam nya dengan digital dan jualnya juga digital, ini mengkoreksi inflasi dan tengkulak-tengkulak yang dulu memainkan peran sebagai calo-calo di tengah perjalanan ekonominya dengan teknologi digital," jelasnya.
Dapat Penghargaan dari Brasil
Kegiatan bercocok tanam yang dilakukan emak-emak di Masjid Al-Fitrah adalah program ketahanan pangan Kota Bandung yang sudah diakui di kancah internasional.
Program Buruan SAE menerima penghargaan Prize Milan Pact Award (MPA) Tahun 2022 kategori food production pada The 8th MUFPP (Milan Urban Food Policy Pact) Global Forum yang akan digelar di Rio de Janiero, Brasil, 17 - 19 Oktober 2022.
"Melalui Buruan Sae, Kota Bandung dinilai mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri di wilayah masing-masing," Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar.
Program ketahanan pangan ini juga mengalahkan lebih dari 251 inovasi dari 133 kota di dunia. Menurutnya, secara kuantitas, selama 2 tahun perjalan terdapat lebih dari 335 kelompok Buruan Sae tersebar di 151 kelurahan di Kota Bandung dan terus bertambah.
"Pertambahan itu juga yang menjadi nilai plus bagi Buruan SAE dimana selama dua tahun dapat membentuk segitu banyak kelompok Buruan SAE," ungkapnya.
Dari segi kualitas, Buruan Sae sudah mampu menghasilkan hasil pangan yang mampu dimanfaatkan untuk keluarga dan lingkungannya bahkan sekarang bisa menjadi nilai ekonomi. "Bisa menambah penghasilan keluarga, mereka bisa mengolah dan menjual hasil dari Buruan Sae," ujarnya.
Wali Kota Bandung Yana Mulyana berharap, gerakan tersebut bisa masif juga dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat. "Lebih dari 300 kelompok, rata-rata mandiri berikut ada juga pendamping oleh dinas maupun perguruan tinggi juga berbagai pentaheliks," kata Yana. (wip/iqk)