Nunukan Inflasi Tinggi di Maret 2025, Tarif Listrik-Cabai Rawit Jadi Pemicu

Nunukan Inflasi Tinggi di Maret 2025, Tarif Listrik-Cabai Rawit Jadi Pemicu

Oktavian Balang - detikKalimantan
Jumat, 18 Apr 2025 22:00 WIB
Pedagang cabai rawit di Kaltara.
Pedagang cabai rawit di Kaltara. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Nunukan -

Badan Pusat Statistik (BPS) Nunukan mencatat lonjakan inflasi bulanan sebesar 2,75 persen pada Maret 2025, tertinggi sejak Januari 2024. Kenaikan harga sembilan bahan pokok, terutama tarif listrik dan cabai rawit, menjadi pemicu utama.

Kepala BPS Nunukan Iskandar Ahmaddien menjelaskan bahwa inflasi ini kontras dengan kondisi Februari 2025, saat Nunukan justru mengalami deflasi.

"Kenaikan tarif listrik prabayar 2.200 VA yang kembali normal setelah diskon 50 persen, ditambah melonjaknya harga cabai rawit menjelang dan pasca-Lebaran, mendorong inflasi," ujarnya, Jumat (18/4/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iskandar menyebut, kenaikan harga sembako dipicu oleh tingginya permintaan selama Ramadan dan Idulfitri, ditambah keterlambatan pengiriman komoditas via kapal dari Sulawesi Selatan.

"Faktor musiman seperti bulan puasa dan Lebaran selalu memengaruhi harga. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap ringgit juga berdampak, karena banyak komoditas di Nunukan berasal dari Malaysia," paparnya.

Komoditas utama penyumbang inflasi bulanan adalah tarif listrik, cabai rawit, ikan bandeng, ikan tongkol, dan ikan kembung. Sementara itu, secara tahunan (year-to-year), inflasi didorong oleh cabai rawit, nasi dengan lauk, bahan bakar rumah tangga, dan emas perhiasan.

Iskandar menambahkan bahwa pola inflasi di Nunukan selama 15 bulan terakhir menunjukkan tren kenaikan harga pada periode Ramadan dan Lebaran. Faktor eksternal, seperti fluktuasi nilai tukar, turut memperumit situasi mengingat ketergantungan Nunukan pada barang impor dari Malaysia.

Meski begitu, Iskandar optimistis pemerintah daerah dapat mengendalikan inflasi dengan langkah strategis, seperti menstabilkan pasokan sembako dan memperkuat distribusi lokal.

"Kenaikan harga ini memang musiman, tapi perlu antisipasi agar dampaknya tidak memberatkan masyarakat," tutupnya.




(des/des)
Hide Ads