Cerita Panji Petualang Bertemu Ular Naga di Gunung Sanggabuana

Cerita Panji Petualang Bertemu Ular Naga di Gunung Sanggabuana

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 06 Nov 2022 18:00 WIB
Tangkapan layar kanal YouTube Panji Petualang.
Foto: Istimewa/tangkapan layar kanal YouTube Panji Petualang
Bandung -

Ular ini memiliki panjang maksimal sekitar 60-70 Centimeter, diameter tubuhnya tak lebih dari sebatang rokok atau sebatang pensil, tapi ular ini memiliki keistimewaan tersendiri dari jenis lainnya.

Namanya Ular Naga Jawa atau memiliki nama latin Xenodermus javanicus. Ular satu ini baru-baru ditemukan Tim Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) di pegunungan Sanggabuna, Kabupaten Karawang.

Jauh sebelum ditemukan Tim SCF, Panji Petulang juga pernah bertemu dengan ular naga ini sekitar 8 bulan lalu. Video penemuan ular tersebut juga diunggah di kanal YouTube Panji Petualangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Video itu diberi judul 'Panji petualang akhirnya menemukan ular naga penghuni gunung sunda'. Video itu sudah diputar sebanyak 760 ribu kali, disukai 14 ribu pengguna YouTube dan mendapatkan lebih dari 600 komentar.

Tak hanya itu, Panji Petulang kerap membagikan video soal penemuan ular naga ini dengan lokasi berbeda dan dengan kanal YouTube berbeda. Ada yang diunggah setahun lalu, ada juga yang diunggah tiga tahun lalu.

ADVERTISEMENT

"Sudah sering bahas itu. Itu ular yang langka sebenarnya, bisa ditemukan lebih dari 1.000 mdpl di area pegunungan yang suhunya adem, di suhu dingin nggak, jadi lembab. Hidup di pinggir sungai dan kerap memakan cacing," kata Panji yang juga merupakan pawang ular berpengalaman di Indonesia via sambungan telepon, Minggu (6/11/2022).

Tangkapan layar kanal YouTube Panji Petualang.Tangkapan layar kanal YouTube Panji Petualang. Foto: Istimewa/tangkapan layar kanal YouTube Panji Petualang

Panji mengungkapkan, karakteristik ular ini seperti ular kadut karung, tapi kulitnya kasar berbeda pada umumnya. Sisik itu bisa digunakan untuk beraktivitas di sekitar sungai.

"Sebenarnya bisa ditemukan di seluruh dataran tinggi di Indonesia, tapi nggak semua gunung ada sebenarnya. Cuman kalau seperti Gunung Selamet, Ciremai, Gunung Salak itu ada, karena namanya Xenodermus javanicus," ungkap Panji.

Selain makan cacing, Panji juga menyebut jika ular naga ini kerap memakan katak berukuran kecil. Selain itu, menurut Panji ukuran ular ini tidak bisa berukuran besar.

"Paling 60 Centimeter, ada yang bisa 70 Centimeter, tapi nggak pernah ditemukan. Kemarin di Sanggabuana sekitar 60 Centian," ujar Panji.

Tangkapan layar kanal YouTube Panji Petualang.Tangkapan layar kanal YouTube Panji Petualang. Foto: Istimewa/tangkapan layar kanal YouTube Panji Petualang

Panji menurunkan, tak mudah berjumpa dengan ular satu ini. Pengalamannya, pernah bertemu ular ini pada ketinggian lebih dari 1.000 mdpl. "Nyarinya setengah mati, habitat ada, banyak, tapi beda dengan habitat kobra atau king kobra yang disebut sebagai ular kebun," tambahnya.

Menurut Panji, ular ini merupakan spesies endemik. Panji juga belum pernah mendengar cerita teman-teman yang ada di Sumatera atau di Kalimantan menemukan ular ini.

"Kalau di Jawa memang hampir di setiap area pegunungan antara 1.800-2.000 mdpl itu ada, dia juga nokturnal aktif di malam hari, juga terestial dan dia tidak bisa naik," tuturnya.

Tangkapan layar kanal YouTube Panji Petualang.Tangkapan layar kanal YouTube Panji Petualang. Foto: Istimewa/tangkapan layar kanal YouTube Panji Petualang

Panji menyebut, bagian yang kasar pada tubuh ular ini bukan sisik, melainkan kulit seperti biawak. Kulit ini memiliki fungsi untuk ular ini bertahan hidup.

"Kalau kulitnya seperti ular pada umumnya dia tidak akan hidup, itu dia nggak bisa hidup karena tidak akan leluasa untuk mengali-gali (mencari makanan)," tuturnya.

(wip/orb)


Hide Ads