Sudah puluhan tahun, Sabar (55) mengabdikan dirinya sebagai tukang patri emas di Jalan Karanggetas, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Dengan meja kayu sederhana dan alat patri emas, ia membetulkan berbagai perhiasan yang rusak. Sabar memulai profesi ini sejak tahun 1988 di Bandung sebelum akhirnya kembali ke Cirebon pada tahun 1996.
Menurut Sabar, keahlian memperbaiki emas tidak hanya membutuhkan ketelitian, tetapi juga kesabaran dan ketekunan. Prosesnya yang rumit membuat profesi ini semakin langka.
"Emang sudah jarang, di Jalan Karanggetas saja cuman ada 2, itu juga satunya sudah jarang buka. Jadinya cuman saya sendiri soalnya kalau benerin emas tuh sulit, perlu tekun harus teliti juga," kata Sabar kepada detikJabar belum lama ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain keterampilan teknis, Sabar menambahkan bahwa jiwa seni juga sangat diperlukan. "Kadang pelanggan minta hasilnya bagus dan minimalis. Kalau hanya asal menyambung, hasilnya kurang maksimal. Sentuhan seni itu penting," ungkapnya.
Proses perbaikan dimulai dengan menyolder bagian emas yang rusak menggunakan alat khusus, kemudian direndam dalam air kimia. Pelanggannya pun tidak hanya dari Cirebon, tetapi juga dari Kuningan, Majalengka, Indramayu, hingga Palembang.
"Karena jarang yang bisa, jadi yang datang nggak hanya dari Cirebon, tapi juga dari luar Cirebon, kayak dari Kuningan, Majalengka, Indramayu, bahkan dari Palembang juga ada yang ke sini," tutur Sabar.
Dalam sehari, Sabar bisa menyelesaikan sekitar 25 pesanan. Pendapatannya berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000, terutama menjelang Idul Fitri ketika permintaan meningkat drastis.
Selama 37 tahun menjadi pematri emas, Sabar memegang teguh tiga prinsip yaitu kepercayaan, janji, dan harga. "Kepercayaan itu utama. Kalau pelanggan tidak percaya, mereka tidak akan mau meninggalkan emasnya di sini. Kedua, janji harus ditepati. Ketiga, harga yang sesuai, karena pelanggan juga menghargai nilai kejujuran," tambahnya.
Selain memperbaiki emas, Sabar juga melayani pembuatan cincin, jual beli emas, hingga perbaikan kacamata. "Untuk kacamata juga lumayan, dari toko optik banyak yang benerin ke sini, soalnya sama kayak pematri emas, tukang benerin kacamata juga jarang ada yang bisa," tutur Sabar.
Meski sederhana, penghasilan dari profesinya cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. "Saya punya lima anak, satu masih sekolah. Alhamdulillah, cukup untuk kebutuhan sehari-hari," tutupnya.
(iqk/iqk)