Di Jalan Bahagia, Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, terdapat sebuah toko tua berwarna krem dengan pintu berwarna coklat, di dalamnya, terdapat sebuah lemari yang berisi berbagai macam alat dan bahan yang digunakan untuk reparasi jam. Di dalam juga terlihat deretan jam antik dengan berbagai macam ukuran, yang terpampang di bagian dinding toko.
Jamhari (72), sang pemilik toko reparasi jam mengatakan, jam-jam antik tersebut merupakan jam tua yang sudah tidak diproduksi lagi, bahkan beberapa jam dinding antik tersebut usianya ada yang sudah mencapai puluh tahun.
"Ini jam dagangan, tapi lama lakunya. Ini jam dari tahun 60-an, pabriknya juga udah pada nggak ada, yang tengah tuh, itu paling tua. Yang beli biasanya orang yang paham jam, dan ingin mengenang masa kecilnya tuh. Jam-jam tua ini dapatnya dari orang yang sengaja jual ke kita, " tutur Jamhari, Minggu (12/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Jamhari sendiri, tidak mematok harga dari jam antik tersebut. Menurut Jamhari, semuanya tergantung dari kesepakatan antara penjual dan pembeli. "Kalau jam antik mah tergantung orangnya, kalau orangnya seneng mah bisa mahal, soal masih ada orang-orang yang nyari jam kayak gitu," tutur Jamhari.
Jamhari memaparkan, bahwa usaha jam yang diberi nama Toko Seiko Baru tersebut merupakan usaha turun temurun yang didirikan oleh ayahnya sejak tahun 1974.
"Bukan hanya bapak saja, kakak dan paman juga tukang jam, jadi bukan hanya satu orang yang jadi tukang reparasi jam, tapi sudah keturunan. Saya sudah dari muda jadi tukang reparasi jam," tutur Jamhari.
![]() |
Meski usianya sudah senja, tapi Jamhari tampak masih terampil dalam mereparasi jam. Kemampuan dalam mereparasi jam, Jamhari dapat juga dari ayahnya sejak kecil. Menurut Jamhari, agar hasilnya memuaskan, dalam mereparasi jam harus dilakukan dengan penuh ketekunan dan kesabaran.
"Kalau masalah belajar mah, butuh ketekunan, karena ini jam ya, jadi untuk memperdalam dan menekuni juga butuh waktu, harus sabar kalau reparasi jam," tutur Jamhari.
Dibandingkan dengan dahulu, sekarang, minat untuk mereparasi jam sudah mulai berkurang, ini terlihat dari minimnya tukang reparasi jam di Cirebon. Salah satu penyebabnya adalah karena orang lebih memilih untuk membeli jam baru, daripada mereparasi jam yang rusak.
"Minatnya sekarang sudah berkurang, kebanyakan orang lebih memilih beli yang baru kalau rusak, karena lebih murah, kecuali ketika ada orang yang dapat jam dari orang tuanya, yang beda mesinnya, baru direparasi, toko-toko reparasi kebanyakan sudah jarang, sekarang banyaknya orang yang jual jamnya saja, bukan reparasi, kalau reparasi itu di toko-toko lama," tutur Jamhari.
Jamhari memaparkan, ada perbedaan antara jam model dulu dan jam model sekarang. Menurutnya, meski jam sekarang memiliki model yang menarik, namun, dari segi kualitas lebih baik jam keluaran terdahulu. Selain itu juga, lanjut Jamhari, dulu, kebanyakan jam berasal dari Eropa, bukan Cina.
"Model bagus harga murah, kalau dulu model jadul tapi kualitas bagus. Dulu juga kebanyakan jam itu asalnya dari Eropa, tapi sekarang semenjak tahun 2000-an kebanyakan jam berasal dari Cina. Sekarang jam Eropa sudah jarang, harganya mahal," tutur Jamhari.
![]() |
Jamhari sendiri membuka toko reparasi jam bersama dengan anaknya. Bagi Jamhari, menjadi tukang reparasi jam sudah menjadi jalan hidupnya sejak belia. Meski tidak sebanyak dulu, hingga sekarang, toko reparasi jam milik Jamhari masih sering didatangi orang.
"Karena sudah menjiwai, hobi dari kecil, selama menekuni profesi tidak ada yang berantakan,lebih dari buat kebutuhan sehari-hari mah. Untuk waktu bukannya setiap hari, hari Minggu juga buka," pungkas Jamhari.
(tya/tey)