Bertahan dengan Keahlian Tradisional ala Tukang Kunci di Cirebon

Serba-serbi Warga

Bertahan dengan Keahlian Tradisional ala Tukang Kunci di Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Minggu, 16 Feb 2025 07:00 WIB
Timo tukang kunci manual di Cirebon
Timo tukang kunci manual di Cirebon. (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar)
Cirebon -

Sudah 38 tahun, Timu menjadi tukang kunci manual di Taman Kebumen, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Sejak lulus SMA pada tahun 1988, Timu memilih jalan hidup sebagai tukang kunci, sebuah keahlian yang ia peroleh dari temannya yang lebih dulu menekuni bidang ini.

Pada awal dia terjun menggeluti profesi ini, Taman Kebumen dikenal sebagai pusat tukang kunci di Cirebon. Sedikitnya ada 15 tukang kunci yang beroperasi di kawasan tersebut. Meski persaingan cukup ketat, lapak Timu selalu ramai pelanggan. Para pemesan datang tidak hanya dari Cirebon, tetapi juga dari daerah sekitar seperti Kuningan, Majalengka, dan Indramayu.

Saat awal membuka jasa, Timu mematok tarif sekitar Rp 1.000 untuk setiap kunci yang dibuat. Dengan peralatan sederhana seperti gergaji, pisau, dan palu, ia bisa melayani puluhan pelanggan setiap harinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu masih murah, paling cuman Rp 1.000, tapi sehari bisa dapat Rp 30.000. Dulu sih dari Ciayumajakuning pada larinya ke sini, soalnya masih jarang ada yang bisa, dulu nyari uang masih enak, " tutur Timu.

Namun, sejak awal 2000-an, keadaan mulai berubah. Pendapatan Timu mengalami penurunan drastis. Kini, dalam sehari, ia hanya bisa mendapatkan penghasilan antara Rp 20.000 hingga Rp 60.000. Bahkan, ada hari-hari di mana tidak ada satu pun pelanggan yang datang.

ADVERTISEMENT

Menurut Timu, ada beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya penghasilannya. Salah satunya adalah hadirnya mesin penduplikasi kunci otomatis yang membuat pekerjaan tukang kunci manual semakin tersisih. Selain itu, teknologi kunci digital yang kini semakin marak digunakan pada mobil, motor, dan rumah juga berdampak pada berkurangnya permintaan jasa tukang kunci manual.

"Sekarang mah dari mulai mobil, motor sampai rumah itu kuncinya sudah pakai tombol semua, nggak manual, nggak kayak dulu, ditambah sekarang sudah banyak tukang kunci juga, nggak punya keahlian, asalkan punya mesin pembuat kunci yah sekarang bisa," tutur Timu.

Meski demikian, Timu masih memiliki keunggulan yang tidak bisa tergantikan oleh mesin, yaitu kemampuannya menangani kunci yang hilang. Menurutnya, mesin penduplikasi hanya bisa menggandakan kunci yang sudah ada, tetapi tidak bisa membuat kunci baru dari nol.

"Tapi kalau kunci hilang itu, nggak bisa pakai mesin, mesin cuman bisa duplikasi. Lumayan tuh kalau panggilan misal ada orang ke kunci di rumah, harganya beda, misal kalau bikin di sini kan Rp 40.000 tapi kalau panggilan kan bisa sampai Rp 150.000, tapi tergantung jarak jauhnya juga, kalau deket yah bisa lebih murah. Paling jauh pernah dapat panggilan buat kunci di Indramayu," tutur Timu.

Lapak kunci Timu buka setiap hari dari pukul 09.00 WIB hingga 16.00 WIB. Meskipun penghasilannya tidak menentu, ia tetap bertahan dengan profesinya. Baginya, di usianya yang kini 60 tahun, menjadi tukang kunci adalah satu-satunya cara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads