Memasuki musim hujan, Kabupaten Cirebon bersiap menghadapi potensi meningkatnya bencana alam seperti banjir, longsor, pergerakan tanah, dan angin puting beliung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk meminimalkan dampak bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya mengungkapkan bahwa pihaknya telah memetakan daerah-daerah rawan bencana berdasarkan data historis sejak 2018. Sebanyak 30 dari 40 kecamatan di Kabupaten Cirebon tergolong rawan banjir, dengan 151 desa terdampak.
"Kita sudah memetakan wilayah rawan bencana dan menetapkan status siaga darurat bencana hidrometeorologi. Selain itu, kami melakukan apel kesiapsiagaan, simulasi bencana, serta menyiapkan logistik dan peralatan yang diperlukan," ujar Deni, Rabu (4/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah strategis lain yang dilakukan adalah normalisasi sungai di sembilan kecamatan termasuk Waled, Pabedilan, dan Ciledug.
Upaya ini diharapkan mampu mengurangi risiko banjir saat puncak musim hujan, yang diperkirakan berlangsung dari akhir Desember hingga pertengahan Maret.
Namun, Deni juga mengingatkan bahwa 18 anak sungai dan 180 sungai tersier masih menjadi perhatian karena berpotensi memicu banjir jika debit air meningkat drastis.
"Pembangunan kolam retensi juga menjadi prioritas jangka panjang. Meski biaya tinggi menjadi kendala, lokasi pembangunan sudah dipetakan, termasuk di Kecamatan Pasaleman, Ciledug, Sedong, Talun, Ciwaringin, dan Gegesik," tambahnya.
Selain banjir, angin puting beliung juga menjadi ancaman di Kecamatan Klangenan, Suranenggala, Kapetakan, Gegesik, Astanajapura, dan Pangenan. Menurut Deni, fenomena ini disebabkan oleh cuaca ekstrem akibat pertemuan suhu panas dan dingin yang membentuk pusaran angin kuat.
Sementara itu, risiko longsor lebih banyak terjadi di daerah perbatasan dengan Kabupaten Kuningan, seperti Kecamatan Beber, Sedong, Susukanlebak, Greged, Dukupuntang, dan Sumber.
Penelitian terbaru dari Universitas Padjadjaran juga menemukan adanya sesar aktif di Desa Susukanlebak dan pergerakan tanah di Kecamatan Ciwaringin.
Dengan berbagai langkah antisipasi ini, BPBD Kabupaten Cirebon berharap masyarakat tetap waspada dan bekerja sama untuk menghadapi potensi bencana selama musim penghujan.
"Kesiapsiagaan bersama adalah kunci untuk meminimalkan dampak bencana," tutup Deni.
(sud/sud)