Rumpon, Senjata Pelestarian Lingkungan Nelayan Cangkol Cirebon

Rumpon, Senjata Pelestarian Lingkungan Nelayan Cangkol Cirebon

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Selasa, 20 Agu 2024 17:34 WIB
Suparman di depan rumpon miliknya
Suparman di depan rumpon miliknya. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar
Jakarta -

Di Cangkol Tengah, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, terdapat sebuah perkampungan nelayan yang menggunakan alat bantu tangkap ikan yang ramah lingkungan, bernama rumpon.

Sambil menunjukkan rumpon yang sudah digunakan, Ketua Himpunan Nelayan Cangkol Tengah (HNCT) Suparman (60) mengatakan, rumpon merupakan inovasi dari nelayan Cangkol Tengah untuk meningkatkan produksi tangkapan ikan. Menurutnya, rumpon sudah digunakan nelayan Cangkol sejak puluhan tahun lalu.

"Dari 2004, itu inisiatif dari nelayan sendiri, bahan pembuatannya dari bambu atau ban bekas, proses pembuatan juga nggak terlalu makan waktu," tutur Suparman, belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suparman memaparkan, dalam proses pembuatannya, bambu yang telah Suparman dapatkan, disusun menyerupai bentuk kubus dengan ukuran yang berbeda-beda. Agar lebih mirip terumbu karang, rumpon yang sudah jadi, diberi pelepah kelapa, tujuannya, agar menarik perhatian ikan untuk datang.

Menurut Suparman, biasanya nelayan tidak hanya membuat satu rumpon, tetapi, akan membuat beberapa rumpon untuk disebar di beberapa titik lokasi yang berbeda. Supaya tidak tertukar dengan nelayan lain, rumpon ditandai dengan tanda khusus sebagai titik koordinat.

ADVERTISEMENT

"Dibawa ke laut, lalu diturunkan dengan pemberat di titik yang banyak ikannya, terus dikasih kelapa sebagai perangsang agar ikan datang, lalu baru saya mancing di situ," tutur Suparman.

Berbeda dengan alat bantu tangkap ikan lain, menurut Suparman, karena tidak menggunakan bahan yang tidak berbahaya, menjadikan rumpon yang digunakan oleh nelayan Cangkol lebih ramah lingkungan.

"Kalau yang nggak ramah lingkungan tuh yang alatnya tangkapnya jalan kayak pukat harimau, jadi merusak terumbu karang. Tapi kalau rumpon kan diam tidak ditarik, jadi ramah lingkungan," tutur Suparman.

Selain itu juga, menurut Suparman, dengan menggunakan rumpon, nelayan juga menjadi lebih mudah untuk menangkap ikan. Karena ikan langsung terkumpul dalam satu titik yang telah dipasang rumpon. Jika belum terkumpul, nelayan akan menambahkan kembali daun pelepah kelapanya.

"Dikasih kelapa lagi, kalau nggak ada daun kelapa ikan nggak pada datang, kalau rumponnya rusak yah kita rehab dulu. Biasanya jenis ikannya itu, kakap merah dan ikan kerapu serta beberapa jenis ikan lain," tutur Suparman.

Menurut Suparman, di Cirebon, nelayan yang menggunakan rumpon sebagai alat bantu tangkap ikan hanya ada di Cangkol. "Rumpon itu nama kerennya fish apartemen (rumah ikan), berbentuk mirip terumbu karang buatan, di Kota Cirebon yang pakai cuman di Cangkol," tutur Suparman.

Suparman di depan rumpon miliknyaRumpon milik Suparman. Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar

Sementara itu, Kepala Bagian Kelautan dan Perikanan dari Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Cirebon Yudi L Hakim memaparkan, ada perbedaan yang cukup signifikan antara nelayan yang menggunakan rumpon dengan yang tidak menggunakan rumpon sebagai alat bantu tangkap ikan.

"Ada perbedaan, yang tadinya mendapatkan ikan yang memiliki nilai ekonomis sulit, sekarang dengan menggunakan rumpon, untuk mendapatkan ikan yang punya nilai ekonomis tinggi lebih mudah, seperti kakap merah, kerapu, jenahak dan ikan lain yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi," tutur Yudi

Menurut Yudi, adanya rumpon juga, dapat meningkatkan penghasilan nelayan sampai lima puluh persen lebih. "Penghasilan mereka jika pakai rumpon, untuk sekali mancing itu bisa sampai di atas satu juta, tapi kalau tidak pakai rumpon itu sulit, paling dapat dua ratus sampai tiga ratus ribu," tutur Yudi.

Selain itu juga, menurut Yudi, dengan menggunakan rumpon, secara tidak langsung, nelayan ikut berkontribusi dalam melestarikan ekosistem yang ada di laut.

"Ramah lingkungan, karena tidak menggunakan alat tangkap yang destruktif. Dengan menggunakan rumpon, ikan menjadi lebih terpilih, hanya mendapatkan ikan-ikan yang besar, tidak dengan ikan yang kecil, sehingga menjaga ekosistem laut juga," tutur Yudi.

Di Cangkol sendiri, menurut Yudi, ada sekitar 60 nelayan yang masih aktif mencari ikan. Menurutnya, hampir semua nelayan tersebut sampai sekarang masih menggunakan rumpon sebagai alat bantu untuk menangkap ikan.

Besar harapan Yudi, ke depan, agar nelayan di luar Cangkol juga ikut menggunakan rumpon sebagai alat bantu tangkap ikan. "Kita juga tetap upayakan agar nelayan lain menggunakan rumpon sebagai alat bantu tangkap ikan, dengan terus memberi berbagai macam penyuluhan dan sosialisasi," pungkas Yudi.

Yudi memaparkan, atas dedikasinya melestarikan lingkungan dengan menggunakan rumpon, pada tahun 2011 salah satu nelayan Cangkol, Selamet Alpuri, mendapatkan penghargaan Adibakti Mina Bahari kategori nelayan teladan. Kala itu, Slamet Alpuri, dianggap telah berhasil memberikan kontribusi bagi masyarakat tentang pengelolan kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan.

(sud/sud)


Hide Ads