Permasalahan sampah menjadi hal yang tidak kunjung selesai bagi pemerintah daerah. Namun di tangan masyarakat Desa Dawuan, Kecamatan Tengahtani, Kabupaten Cirebon sampah plastik disulap menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis.
Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dawuan, Bastoni, mengungkapkan inovasi pengolahan limbah plastik dan oli bekas menjadi produk bernilai guna tinggi, seperti paving block. Program ini menjadi langkah strategis dalam mendukung pengelolaan sampah plastik yang semakin mendesak.
Bastoni menyampaikan, mesin smelter yang digunakan masih sederhana dan manual, namun cukup efisien. Proses pembuatan paving block ini memanfaatkan bahan baku berupa 1,5 kilogram sampah plastik dan 400 mililiter oli bekas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ide ini muncul setelah kami melakukan sejumlah percobaan dari tahun kemarin. Setelah dapat formulasinya kita mulai projek ini di tahun sekarang," terangnya, Jumat (17/1/2025).
Ia kembali menerangkan, cara kerja pembuatan paving block ini terbilang cukup sederhana. Dimana plastik dilelehkan pada suhu 250-300 derajat Celsius, menggunakan metode pembakaran yang fleksibel, baik dengan kayu, elemen listrik, maupun gas.
Dalam waktu sekitar 30 menit, plastik tersebut akan mencair dan siap dicetak menjadi paving block atau produk lainnya seperti kursi dan meja.
"Kelebihan dari paving block ini adalah kekuatannya yang luar biasa. Tidak mudah berlumut meskipun sering terkena air hujan, tidak licin, dan tahan terhadap panas tinggi," ujar Bastoni.
Dalam satu hari, Bumdes Dawuan mampu memproduksi sekitar 15-20 paving block. Namun, ada beberapa kriteria plastik yang digunakan, yakni plastik yang sejenis dan tidak berwarna-warni. Jika ingin menghasilkan produk berwarna hitam, diperlukan tambahan bahan kimia seperti oli bekas.
"Secara teknis, dari pola pembuatan ini terbilang ramah lingkungan. Karena asap yang ditimbulkan disuling masuk ke dalam pipa yang ada di mesin," bebernya.
Ia mengungkapkan, inovasi ini tidak hanya memberikan solusi pengelolaan limbah plastik, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.
"Dengan pengembangan lebih lanjut, kami berharap teknologi ini bisa digunakan lebih luas dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Cirebon," bebernya.
Tidak hanya itu, paving block yang berhasil diproduksi ini juga dimanfaatkan bagi pembangunan desa. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pembuktian dan usaha untuk menyadarkan masyarakat agar bisa lebih menjaga lingkungan dari sampah plastik.
"Sementara waktu paving block yang kami buat digunakan untuk pembangunan di desa sendiri dulu sebelum nantinya dijual ke pihak luar," bebernya.
Ia juga saat ini sedang mencoba untuk mengembangkan hasil uap pembakaran sampah plastik ini menjadi bahan dasar solar.
"Kita juga lagi coba kembangkan uap hasil sulingan pembakaran menjadi solar. Hanya saja kita butuh waktu cukup lama untuk mengubah hasil sulingan itu," ucapnya.
(yum/yum)