Tradisi Pembuatan Ukup, Pengharum Ruangan di Keraton Kacirebonan

Tradisi Pembuatan Ukup, Pengharum Ruangan di Keraton Kacirebonan

Ony Syahroni - detikJabar
Senin, 19 Agu 2024 08:30 WIB
Tradisi pembuatan Ukup, pengharum ruangan tradisional di Keraton Kacirebonan
Tradisi pembuatan Ukup, pengharum ruangan tradisional di Keraton Kacirebonan (Foto: Ony Syahroni/detikJabar)
Cirebon -

Pembuatan ukup merupakan salah satu tradisi yang rutin dilakukan di Keraton Kacirebonan setiap menjelang bulan Mulud. Ukup atau yang juga dikenal disebutan bukhur tersebut merupakan pengharum ruangan tradisional yang terbuat dari beberapa bahan alami.

Di Keraton Kacirebonan, prosesi pembuatan ukup tersebut telah menjadi tradisi yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Prosesi pembuatan ukup ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan dalam tradisi peringatan Maulid Nabi di Keraton Kacirebonan.

Sultan Keraton Kacirebonan IX, Pangeran Raja Abdul Gani Natadiningrat mengatakan, prosesi pembuatan ukup tersebut mulai dilakukan setiap 1 Safar. Ukup atau bukhur tersebut disiapkan untuk digunakan dalam peringatan Maulid Nabi di Keraton Kacirebonan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Keraton Kacirebonan menjelang upacara Panjang Jimat dalam rangka memperingati Nabi Muhammad SAW, itu rangkaiannya banyak," kata Pangeran Raja Abdul Gani, Minggu (18/8/2024).

"Salah satu di dalam rangkaiannya adalah membuat Ukup Mulud. Ukup itu dibuatnya mulai dari tanggal 1 Safar atau satu bulan sebelum bulan Mulud," terang dia.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan, ukup yang dibuat di Keraton Kacirebonan ini merupakan pengharum ruangan tradisional yang terbuat dari beberapa bahan alami. Antara lain seperti tebu, akar wangi, gula aren, kemenyan dan beberapa bahan lainnya.

Tradisi pembuatan Ukup, pengharum ruangan tradisional di Keraton KacirebonanTradisi pembuatan Ukup, pengharum ruangan tradisional di Keraton Kacirebonan Foto: Ony Syahroni/detikJabar

Ukup yang dibuat di Keraton Kacirebonan ini berbentuk bubuk. Adapun proses pembuatan ukup tersebut dilakukan oleh abdi dalem dari Keraton Kacirebonan.

"Pembuatan ukup dilakukan oleh abdi dalem. Ada abdi dalem yang memang bertugas membuat ukup ini," ucap Pangeran Raja Abdul Gani.

Ukup atau bukhur tersebut sengaja dibuat untuk digunakan dalam peringatan Maulid Nabi di Keraton Kacirebonan. Selain itu, ukup tersebut nantinya juga akan dijadikan sebagai oleh-oleh bagi masyarakat yang datang ke Keraton Kacirebonan saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Ukup atau bukhur ini merupakan pengharum ruangan. Ukup ini nanti akan dijadikan oleh-oleh untuk masyarakat yang hadir. Di mana pada waktu Mulud, keraton membuka diri untuk bersilaturahmi dengan masyarakat. Di samping ukup ini untuk spiritual di acara Mulud nanti, ukup ini juga untuk oleh-oleh," kata dia.

Ia menjelaskan, selain pada 1 Safar, tradisi pembuatan ukup ini juga akan dilakukan pada 8 Mulud berdasarkan kalender Hijriah. Pada tanggal 8 Mulud tersebut, ukup yang dibuat dinamakan ukup jimat.

"Kalau yang dibuatnya 1 Safar itu namanya Ukup Mulud. Sedangkan yang dibuatnya 8 Mulud namanya Ukup Jimat," kata Pangeran Raja Abdul Gani.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ukup jimat ini pun berbeda dengan ukup mulud. Beberapa bahan untuk membuat ukup jimat tersebut di antaranya yaitu seperti batang pohon gaharu, pohon cendana, kemenyan dan minyak misik.

Semua bahan yang digunakan untuk membuat ukup jimat itu kemudian diproses hingga berbentuk bubuk atau serbuk. Setelahnya, ukup siap untuk digunakan sebagai pengharum ruangan tradisional.

Makna Pembuatan Ukup

Prosesi pembuatan ukup telah menjadi tradisi di Keraton Kacirebonan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Pembuatan ukup tersebut biasa dilakukan di Keraton Kacirebonan setiap menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ukup sendiri merupakan pengharum ruangan yang dapat mengeluarkan aroma wangi ketika ditaburkan ke atas bara arang. Di Keraton Kacirebonan, proses pembuatan ukup mulai dilakukan pada 1 Safar atau satu bulan sebelum bulan Mulud.

Sultan Kacirebonan IX, Pangeran Raja Abdul Gani Natadiningrat pun menjelaskan makna di balik tradisi pembuatan ukup setiap menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurutnya, selain sebagai pengharum ruangan tradisional, di Keraton Kacirebonan ukup atau bukhur tersebut juga erat kaitannya dengan kegiatan keagamaan umat Islam. Salah satunya seperti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

"Pengharum (ukup/bukhur) ini untuk spiritual pada waktu nanti hari H (Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW)," kata Pangeran Raja Abdul Gani, Minggu (18/8/2024).

Ia menjelaskan, ukup tersebut bukan hanya sebatas sebagai pengharum yang bisa mengeluarkan aroma wangi. Di sisi lain, ukup juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan kekhusyukan bagi umat Islam saat menjalani ibadah.

"Memang bukhur atau ukup ini untuk mendorong spiritual kita agar kita lebih menajamkan ibadah kita kepada Allah SWT. Jadi ukup ini sebagai sarana untuk mendukung ibadah," ujar Pangeran Raja Abdul Gani.

Selain akan digunakan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, ukup yang dibuat di Keraton Kacirebonan ini juga akan dijadikan sebagai oleh-oleh bagi masyarakat yang hadir dalam acara tersebut.

"Di mana pada waktu Mulud, keraton membuka diri untuk bersilaturahmi dengan masyarakat. Di samping ukup ini untuk spiritual di acara Mulud nanti, ukup ini juga untuk oleh-oleh," kata dia.

Dalam rangkaian tradisi menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, ada dua jenis ukup yang dibuat di Keraton Kacirebonan. Yaitu Ukup Mulud dan Ukup Jimat.

Pangeran Raja Abdul Gani menerangkan, untuk proses pembuatan ukup Mulud dilakukan mulai 1 Safar. Sedangkan untuk ukup Jimat proses pembuatannya dilakukan pada 8 Mulud.

"Di kami ukupnya memang ada dua rupa. Ukup Mulud dan Ukup Jimat," kata dia.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kedua jenis ukup itu pun berbeda. Untuk ukup Mulud, bahan-bahan yang digunakan antara lain yaitu tebu, akar wangi, gula aren dan beberapa bahan lainnya.

Sementara untuk ukup jimat, bahan-bahan yang digunakan untuk membuatnya antara seperti kayu gaharu, kayu cendana, kemenyan, minyak misik dan gula aren.

"Untuk ukup mulud dibuatnya setiap tanggal 1 Safar. Sedangkan untuk ukup jimat dibuatnya pada tanggal 8 Mulud," kata Pangeran Raja Abdul Gani.




(dir/dir)


Hide Ads