Keraton Kacirebonan memiliki beragam tradisi dalam menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Salah satu tradisi yang rutin dilakukan oleh Keraton Kacirebonan rutin membuat ukup.
Diketahui, ukup atau yang juga dikenal dengan sebutan bukhur merupakan pengharum ruangan yang terbuat dari berbagai bahan alami. Ukup tersebut akan mengeluarkan aroma harum ketika ditaburkan di atas bara arang.
Di Keraton Kacirebonan, ada dua jenis ukup yang dibuat. Yakni Ukup Mulud dan Ukup Jimat. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kedua ukup tersebut pun berbeda. Begitu juga dengan waktu pembuatannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proses pembuatan ukup mulud dilakukan mulai dari tanggal 1 Safar. Sementara pembuatan Ukup Jimat dilakukan mulai pada tanggal 8 Mulud.
detikJabar berkesempatan melihat langsung proses pembuatan Ukup Mulud di Keraton Kacirebonan, Minggu (18/8/2024). Sekaligus berbincang-bincang dengan Arif Pamuji (28), seorang abdi dalem di Keraton Kacirebonan yang bertugas membuat ukup tersebut.
Arif lalu menerangkan tentang bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ukup mulud. Termasuk juga menjelaskan tentang tahapan proses dalam pembuatan ukup mulud tersebut.
Menurut Arif, beberapa bahan yang digunakan untuk membuat Ukup Mulud tersebut antara lain yaitu tebu, akar wangi, gula aren, kemenyan dan beberapa bahan lainnya.
Sebelum diproses, tebu yang digunakan untuk membuat Ukup Mulud ini pertama-tama dikupas dan dicacah hingga menjadi bagian kecil. Setelahnya, tebu yang sudah dicacah kemudian dihaluskan.
Proses penghalusan tebu pun masih dilakukan dengan cara tradisional. Yakni dengan cara ditumbuk dengan menggunakan alat tumbuk tradisional yang terbuat dari batu.
"Kita memang masih mempertahankan cara-cara tradisional dalam membuat ukup. Proses penghalusannya juga masih ditumbuk," kata Arif Pamuji saat ditemui di sela-sela kesibukannya menumbuk tebu yang dijadikan sebagai bahan membuat ukup mulud.
Dalam proses penghalusan ini, setelah ditumbuk tebu tersebut kemudian disaring menggunakan alat penyaring sederhana. Proses penyaringan ini dilakukan untuk memastikan kelembutan tebu dapat lebih maksimal.
"Biar lebih lembut kita saring juga. Jadi setelah ditumbuk tebunya kita saring biar lebih lembut," kata Arif.
Setelah ditumbuk dan disaring, proses berikutnya tebu yang sudah lembut kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Menurut Arif, proses penjemuran dilakukan selama satu hari.
Setelah melewati proses penjemuran, tebu tersebut kemudian disangrai. Dalam proses sangrai tersebut, selain tebu beberapa bahan lainnya pun mulai dicampurkan. Seperti gula aren, akar wangi dan kemenyan.
"Saat proses sangrai semua bumbu-bumbu (bahan) dicampurkan," kata Arif.
Usai disangrai serta dicampur dengan beberapa bahan lain, proses pembuatan ukup pun selesai dan siap digunakan sebagai pengharum ruangan tradisional.
Selain ukup Mulud, dalam rangkaian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Keraton Kacirebonan juga rutin membuat ukup Jimat. Proses pembuatan ukup Jimat tersebut dimulai pada 8 Mulud.
Meski sama-sama sebagai pengharum ruangan tradisional, namun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ukup Jimat ini berbeda dengan ukup Mulud. Beberapa bahan yang digunakan untuk membuat ukup jimat ini diantaranya yaitu kayu gaharu, kayu cendana, kemenyan, gula aren dan minyak misik.
"Untuk ukup jimat ini memang bahannya berbeda dengan ukup mulud," kata Arif Pamuji.
(dir/dir)