Kasus Vina Ramai Lagi, Hoax Kriminal di Cirebon Meningkat

Kasus Vina Ramai Lagi, Hoax Kriminal di Cirebon Meningkat

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Senin, 20 Mei 2024 15:30 WIB
Close up of a computer keyboard with word of hoax on the red button
Ilustrasi hoax (Foto: Getty Images/iStockphoto/CreativaImages)
Cirebon -

Kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon 8 tahun lalu yang kembali ramai turut menimbulkan dampak. Belakangan, hoax kasus kriminal di Cirebon meningkat.

Hal itu diungkapkan Relawan Teknologi Informasi an Komunikasi (RTIK) Cirebon. Ketua RTIK Cirebon Akhmad Rofana mengatakan banyak hoax kasus kriminal di Cirebon akhir-akhir ini.

Berdasarkan laporan an analisis internal sejumlah unggahan di media sosial yang beredar, Rofahan mengatakan kenaikan jumlah kabar hoax di Cirebon mencapai 1.000 persen. Padahal setiap bulannya, laporan kasus hoax di Cirebon hanya beberapa saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hoax yang sumber informasinya dari Cirebon, biasanya hanya berkisar 1-3 kasus dalam tiap bulannya," kata pria yang juga Ketua Saber Hoax Kabupaten Cirebon itu, Senin (20/5/2024).

Rofahan mengatakan kabar hoax yang beredar tersebut mengandung berbagai macam unsur kejahatan eperti penipuan, penyalahgunaan nomor telepon dan lowongan kerja fiktif. Namun dalam dua pekan terakhir, hoax paling banyak didominasi kabar yang bersumber dari kasus kriminalitas.

ADVERTISEMENT

Rofahan menyebut ada tiga kasus kriminal besar yang saat ini sedang ramai di Cirebon yakni penemuan mayat di Desa Tegalgubug Lor, penemuan mayat di indekos Kedawung dan kasus pembunuhan Vina.

Ketiga kasus tersebut, menurut Rofahan, menjadi andil besar dalam meningkatnya informasi hoax di Cirebon. Tidak jarang, informasi hoax tersebut tersebar dari mulai tingkat lokal sampai nasional.

"Kasus penemuan mayat di Tegalgubug, banyak info liar yang disebarkan oleh masyarakat, bahwa penyebabnya karena hamil dan dibunuh. Namun ternyata salah," tutur Rofahan.

Kabar hoax kriminal tersebut, bersumber dari berbagai macam asumsi masyarakat di media sosial. Fatalnya, lanjut Rofahan, masyarakat memakan mentah-mentah informasi tersebut bahkan membagikan ulang, seolah-olah informasi tersebut adalah fakta.

Tidak jarang, netizen juga melakukan cocoklogi untuk ikut berupaya mengungkap berbagai macam kasus tersebut. Hal ini menurut Rofahan, malah membuat banyak warga lain menjadi korban.

"Contohnya, banyak akun dengan nama Egi,dipublikasikan oleh netizen dan dianggap sebagai pelaku yang DPO," ujar Rofahan.

Rofahan menuturkan, hal tersebut harus segera diantisipasi, karena banyak orang yang menjadi korban hoax tertekan karena namanya dikaitkan dengan kasus Vina.

"Sekarang banyak orang harus klarifikasi, karena namanya dikaitkan dengan kasus Vina," ujar Rofahan

Melihat banyaknya informasi hoax, Rofahan meminta agar masyarakat untuk waspada dan lebih bijak dalam menyebarkan informasi. Secara spesifik, Rofahan menyarankan agar tidak menyebut nama orang, akun dan lain sebagainya, jika hal tersebut masih berupa praduga yang belum tentu kebenaranya.

"Karena jika merasa dirugikan, bisa dilaporkan dengan menggunakan UU ITE," kata Rofahan.

Rofahan juga meminta agar Aparat Penegak Hukum (APH), untuk segera mengungkapkan dan menyelesaikan kasus Vina agar hoax yang tersebar tidak semakin liar. Menurut Rofahan, salah satu cara untuk menyelesaikan hoax adalah dengan adanya kepastian hukum atas kasus tersebut.

"Kalau masalah ini bisa selesai, saya yakin penyebaran hoaks ini akan segera mereda," pungkas Rofahan.




(dir/dir)


Hide Ads