Banjir masih menggenangi sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Banjir yang terjadi sejak Selasa (5/3), akibat limpasan Sungai Cisanggarung dan Sungai Ciberes memberikan dampak yang cukup parah.
Berdasarkan catatan BPBD Jawa Barat per Kamis (7/3/2024) pukul 16.00 WIB, banjir terjadi di sembilan kecamatan di wilayah timur Kabupaten Cirebon.
"Sembilan kecamatan itu, yakni Kecamatan Losari, Waled, Gebang, Karangwareng, Ciledug, Pangenan, Pasaleman, Pabedilan dan Kecamatan Babakan," kata Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jawa Barat Hadi Rahmat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadi menerangkan, banjir juga merendam 42.617 rumah, 20 tempat ibadah, 21 sekolah dan 923,5 hektare sawah dan berdampak pada 160.414 jiwa dari 35.720 kepala keluarga dan memakan dua korban jiwa.
"Total korban jiwa yang meninggal ada dua orang," ujarnya.
Hadi menjelaskan, saat ini ketinggian air akibat banjir berangsur-angsur surut. Menurutnya tinggi air terkini antara 5 hingga 10 centimeter. Menurutnya, petugas gabungan hingga saat ini masih melakukan pendampingan terhadap warga di lokasi.
"Pemberian logistik masih terus berlangsung, lalu rumah yang terdampak banjir juga masih dalam pembersihan," pungkasnya.
Akhiri Siklus Banjir Tahunan di Cirebon
Terpisah, Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meninjau langsung lokasi banjir. Dalam peninjauan itu, Bey menegaskan, banjir yang terjadi di Cirebon rutin terjadi tiap tahunnya. Karena itu, dia meminta siklus banjir tahunan agar bisa segera diatasi.
Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah dengan menormalisasi sungai. Dia mengatakan, Pemprov Jabar akan menggandeng Kementerian PUPR melalui Badan Pengelolaan Sumber Daya Air BBWS untuk upaya normalisasi sungai.
"Dengan tindakan ini, kami bertekad mengakhiri siklus banjir yang menghantui wilayah ini setiap tahunnya, serta memberi kesempatan bagi masyarakat untuk hidup dan beraktivitas normal tanpa rasa takut akan ancaman banjir," ucap Bey.
(mso/mso)