Suara Petambak di Tengah Wacana Cirebon Jadi Sentra Produksi Garam

Devteo Mahardika - detikJabar
Jumat, 22 Des 2023 21:00 WIB
Petambak Garam di Cirebon (Foto: Devteo Mahardika/detikJabar )
Cirebon -

Wilayah Kabupaten Cirebon direncanakan jadi kawasan sentra produsen garam nasional. Hanya saja, para petambak menyebut ada beberapa catatan yang harus diperhatikan sebelum realisasi wacana tersebut.

Ismail Marzuki (38) misalnya. Petambak garam asal Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon ini mengaku setuju apabila Cirebon ditunjuk jadi sentra produsen garam nasional.

"Secara konsep kami ya setuju aja kalau Cirebon ditunjuk menjadi sentra produsen garam nasional," kata Ismail saat berbincang dengan detikJabar, Jumat (22/12/2023).

Hanya saja, dia menyebut kawasan sentra garam di Cirebon harus menyeluruh. Artinya tidak hanya di titik tertentu, sebab ada banyak titik dan kecamatan produsen garam di Cirebon.

Beberapa titik yang merupakan produsen garam di Cirebon yakni Kecamatan Kapetakan, Suranenggala dan Gunungjati di wilayah utara. Sementara di wilayah timur ada Kecamatan Pangenan, Gebang, Mundu dan Losari.

Di sisi lain, Ismail juga mengatakan perlu peningkatan kualitas garam apabila Cirebon dijadikan sentra gram nasional. Demi menghasilkan kualitas garam yang baik, para petambak membutuhkan peralatan modern.

"Kalau begitu kualitas garam juga harus bagus jadi kami membitihkan alat modern seperti geomembran, atau bahkan peralatan yang bisa menunjang produksi garam tetap lancar meski di musim penghujan," tegasnya.

Hal ini bukan tanpa alasan. Sebab, kata Ismail, para petambak kerap menghadapi kendala. Selain faktor alam seperti air pasang yang merendam tambak, cuaca juga terkadang mengalami kemarau basah.

"Soal harga juga kadang-kadang jadi kendala kami. Sebab, selama ini pemerintah belum hadir untuk menentukan standarisasi harga garam. Sehingga yang menentukan harga garam di petambak adalah tengkulak," ucapnya.

Sejak lama, Ismail mempersoalkan soal harga tersebut. Sebab, ketika hasil panen melimpah, harga selalu anjlok.

"Yang menjadi harapan kami pemerintah menetapkan HET (Harga Eceran Tertinggi) garam seperti komoditas pangan lainnya," tuturnya.

Ismail menambahkan mayoritas petambak garam di Cirebon belum siap terhadap wacana tersebut. Sebab sejauh ini hanya beberapa kelompok petambak garam saja yang sudah bisa menghasilkan garam premium.

Yakni para petambak garam yang ada di wilayah Utara Cirebon. Itu pun karena mereka ditunjang dan selalu diguyur bantuan oleh pemerintah provinsi maupun pusat.

"Petambak garam wilayah utara selalu dapat bantuan mulai dari support peralatan, gudang penyimpanan, hingga akses jalan yang mulus menuju tambak garam," ujarnya.

Hal itu berbeda dengan petambak garam di wilayah Timur Cirebon yang mayoritas petambak garam serta luasan lahan garamnya jauh lebih besar dibanding wilyah Utara Cirebon akan tetapi tidak tersentuh bantuan apapun dari pemerintah.

"Jadi, jika pemerintah ingin menjadikan Cirebon sebagai sentra garam, maka bantuan, penyuluhan dan pelatihan agar petambak mampu menghasilkan kualitas garam yang baik dan kuantitas garamnya juga berlimpah harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya di satu titik tertentu," harapnya.



Simak Video "Video: Unjuk Rasa Pecah di Cirebon, Massa Bakar-Jarah Gedung DPRD"

(dir/dir)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork