Kelenteng Hok Tek Bio di Jalan Ampera II Kelurahan Ciamis mulai berbenah menjelang perayaan Imlek tahun 2024. Mulai dari memasang lampu lampion hingga menerima kiriman lilin raksasa.
Pantauan detikJabar, Kamis (1/2/2024), penjaga Kelenteng Hok Tek Bio Ciamis bernama Durani Supriani alias Mas Duren tengah sibuk menyisir seluruh ruangan. Mas Duren pun memasang satu per satu lampu lampion merah di bagian langit-langit kelenteng dengan menggunakan tangga.
Setelah itu Duren menata puluhan lilin dari ukuran kecil, sedang hingga raksasa. Lilin itu dikirim dari perorangan atau keluarga warga keturunan Tionghoa. Konon mereka percaya dengan menyalakan lilin saat perayaan Imlek, kehidupannya di tahun depan akan terang atau bersinar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk tahun ini Duren mengaku tidak melakukan pengecatan, mengingat baru beberapa waktu dilakukan. Sehingga nuansa merah yang merupakan ciri khas perayaan Imlek sangat kental terasa.
"Persiapannya ya biasa, bersih-bersih, memasang lampion dan menata lilin dan sebagainya. Rutin setiap tahun. Tapi sekarang tidak ngecat karena sebelumnya sudah," ujar Duren saat ditemui di Kelenteng Hok Tek Bio.
Duren menyebut tahun ini ada 200 lampion yang dipasang, namun baru 150 buah yang terpasang. Di bawah lampion itu sudah terpasang kertas berukuran kartu pos lengkap dengan nama orang, nama keluarga, nama toko dan nama wilayah.
"Kalau yang pasang saya, atas permintaan masing-masing yang ingin pasang, biasanya dari keluarga. Ini sudah terpasang nama keluarga, ada yang dari Tasikmalaya, Banjar dan Ciamis. Lampion ini kan nyalanya pakai listrik jadi ada biaya per tahun sekitar Rp 900 sampai Rp 1,2 juta setahun," ungkapnya.
Menurut kepercayaan, dengan memasang lampion dan lilin tersebut, harapannya dalam menjalani kehidupan di tahun depan dapat berjalan lancar dan bersinar.
"Ya harapannya kehidupan ke depan bersinar, usaha lancar dan hal terbaik lainnya," kata Durian.
Ukuran lilin yang nantinya akan dinyalakan bervariatif, dari yang paling kecil 25 kati, 50 kati, 100 kati, 200 kati, 500 kati dan yang paling besar 1.000 kati. Mengutip dari situs Kemendikbud, kati adalah nama satuan ukuran berat, untuk satu kati berbobot sama dengan 6 1/4 ons.
"Jadi oleh pihak keluarga di pesan dari pabriknya di Semarang lalu disimpan di sini. Pas perayaan Imlek dinyalain. Untuk ukuran kecil paling hanya 2 Minggu, ada yang 1 bulan, 4 bulan dan paling lama untuk yang besar itu bisa sampai 8 bulan terus nyala," ucapnya.
Duren menjelaskan persiapan terakhir adalah pencucian patung dewa penghuni Kelenteng Hok Tek Bio. Rencananya akan dilaksanakan pada Minggu (4/2/2024).
(sud/sud)