- 1. Bersih-bersih Rumah
- 2. Dekorasi Rumah
- 3. Warna Merah
- 4. Kue Keranjang dan Hidangan Khas Imlek Lainnya
- 5. Tak Ada Bubur
- 6. Dilarang Membalik Ikan Saat Menyantapnya
- 7. Petasan dan Kembang Api
- 8. Pagelaran Liong dan Barongsai
- 9. Bagi-bagi AngpaoΒ
- 10. Mengunjungi Sanak Saudara
- 11. Tradisi Yu Sheng
- 12. Sembahyang Leluhur
Tahun baru Imlek tahun 2024 jatuh pada Hari Sabtu, 10 Februari. Namun sebelum hari itu tiba, berbagai suasana menyambut Imlek sudah terasa.
Di Kota Bandung, misalnya, toko-toko di Jalan Cibadak dan Jalan Sudirman, mulai berhias dengan ornamen-ornamen warna merah seperti lampion yang identik dengan Imlek. Semarak Imlek mulai terasa.
Seperti perayaan hari-hari besar lainnya, perayaan Imlek punya tradisi yang khas. Ada angpao hingga atraksi barongsai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada setiap tradisi yang khas itu, ada sejarahnya. Berikut rangkuman detikabar tentang tradisi Imlek, dikutip dari berbagai sumber.
1. Bersih-bersih Rumah
![]() |
Sampah dan kotor identik dengan ketidak beruntungan. Maka, ada tradisi bersih-bersih rumah dari sampah dan hal-hal kotor saat Imlek.
Bukan pada hari Imlek, melainkan sebelumnya. Dalam sejarahnya, Imlek merupakan hari yang ditunggu-tunggu dan penuh keberuntungan bagi masyarakat Tionghoa.
Karenanya, menyapu atau bersih-bersih rumah pada hari Imlek, bisa bermakna membuang keberuntungan yang datang pada hari tersebut.
2. Dekorasi Rumah
![]() |
Rumah yang dibersihkan, juga diberi dekorasi. Bagian rumah berupa pintu dan jendela biasanya dicat ulang. Lebih khas lagi diberi tempelan kertas yang bertuliskan kata-kata baik.
Hal ini dipercaya melambangkan kesejahteraan, kekuatan, serta mendatangkan keberuntungan
3. Warna Merah
![]() |
Salah satu ciri khas dalam setiap perayaan Imlek adalah warna merah. Selain melambangkan kekuatan, kesejahteraan, serta membawa hoki, warna merah juga dipercaya dapat mengusir Nian, sejenis makhluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung yang keluar saat musim semi atau saat Imlek.
Sejarahnya, dahulu kala pada masa China kuno, ada cerita seorang kakek mengusir Nian. Di antara cara yang digunakan adalah menebar warna merah.
Nian yang merupakan makhluk buas serupa kucing sendiri dipercaya datang untuk mengganggu
manusia. Itulah sejarhanya, mengapa masyarakat Tionghoa menghias rumah, menggunakan pakaian, serta aksesoris berwarna merah saat Imlek.
4. Kue Keranjang dan Hidangan Khas Imlek Lainnya
![]() |
Kurang lengkap rasanya jika pada perayaan Imlek tidak ditemukan sajian khasnya. Sajian Imlek yang wajib ada adalah kue keranjang dan jeruk.
Dikutip dari detikNews, kue keranjang merupakan kue yang dihidangkan sebagai sajian untuk Dewa Tungku yang diharapkan membawa laporan yang baik kepada Raja Sorga (Giok Hong Siang Te).
Bagi masyarakat Tionghoa, makanan yang disajikan saat Imlek minimal terdiri dari 12 jenis makanan yang melambangkan 12 macam shio. Selain melambangkan shio, masing-masing makanan tersebut juga memiliki makna tersendiri. Misalnya, ayam utuh melambangkan kemakmuran keluarga, mie panjang yang melambangkan panjang umur yang cara menyantapnya tidak boleh dipotong, serta kue lapis legit yang mengartikan rezeki yang berlapis-lapis.
5. Tak Ada Bubur
![]() |
Bubur menjadi makanan yang pantang disajikan ketika Imlek. Sebab, bubur dianggap sebagai simbol kemiskinan.
6. Dilarang Membalik Ikan Saat Menyantapnya
![]() |
Dalam tradisi Imlek, dilarang mengambil daging ikan pada bagian bawah. Tidak hanya itu, masyarakat Tionghoa percaya harus menyisakan ikan yang disantap untuk dinikmati keesokan harinya. Kebiasaan ini melambangkan dari nilai surplus untuk tahun yang akan datang.
7. Petasan dan Kembang Api
![]() |
Kembali pada sejarah makhluk buas bernama Nian, menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, membakar petasan dan kembang api saat Imlek dapat mengusir nasib buruk di tahun sebelumnya.
Dahulu, selain dengan warna merah, Nian juga terusir dengan bunyi letupan seperti yang didapat dari suara petasan. Kembang api sendiri bagian dari sejarah Nian. Nian terusir dengan nyala api.
8. Pagelaran Liong dan Barongsai
![]() |
Dalam kepercayaan orang Tionghoa, liong dan barongsai merupakan lambang kebahagiaan dan kesenangan. Tarian naga dan singa ini dipercaya merupakan pertunjukan yang dapat membawa keberuntungan, sekaligus mengusir roh jahat yang berniat mengganggu.
9. Bagi-bagi Angpao
![]() |
Angpao adalah amplop merah berisi uang. Tradisi bagi-bagi angpao ini adalah saat masyarakat Tionghoa yang sudah berkeluarga memberikan rezeki kepada anak-anak dan orang tuanya.
Dalam kepercayaan Tionghoa, uang di dalam angpao yang akan dibagikan tidak boleh diisi dengan mengandung angka empat di dalamnya, karena dianggap membawa sial.
Dalam bahasa Tiongkok, angka empat terdengar seperti kata 'mati'. Jumlah uang yang diberikan juga tidak boleh ganjil, karena berhubungan dengan pemakaman.
10. Mengunjungi Sanak Saudara
![]() |
Imlek menjadi waktu yang tepat untuk mengunjungi saudara. Momen ini digunakan masyarakat Tionghoa untuk mempererat tali persaudaraan. Tak heran, jika pada saat menjelang Imlek banyak warga Tionghoa yang pulang ke kampung halamannya untuk merayakan bersama keluarga mereka.
11. Tradisi Yu Sheng
![]() |
Tradisi makan Yu Sheng baru-baru ini menjadi tren di Indonesia. Tradisi ini dibawa para nelayan dari Tiongkok Selatan yang migrasi ke Semenanjung Malaysia pada abad ke-19.
Dalam tradisi ini, makanan disajikan dalam satu piring Yu Sheng. Di piring tersebut ada beberapa makanan dingin, seperti irisan ikan salmon dan wortel.
Lalu diberikan saus wijen, buah plum, dan sebagainya. Para anggota yang duduk di meja akan mengaduk makanan tersebut bersama dan mengangkatnya dengan sumpit setinggitingginya sambil mengucapkan `Lao Qi` atau `Lao Hei`.
12. Sembahyang Leluhur
![]() |
Tradisi Imlek lainnya yang dilakukan masyarakat adalah melakukan sembahyang leluhur yang telah meninggal dunia.
Ini bisa dilakukan di rumah satu hari menjelang tahun baru. Dupa dan lilin dinyalakan, serta menyajikan persembahan makanan, seperti buah-buahan segar, kue, daging, serta minuman. Biasanya teh dan arak.
(tya/tey)