Pencak silat merupakan seni bela diri yang sudah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Kesenian ini ternyata telah mendunia terbukti dengan adanya sejumlah warga negara di Eropa dan Asia yang menekuni pencak silat.
Mereka adalah Olivier Blancquaert, Hellen Pape, Bradley Jacobs dan David Dallas asal Belanda. Kemudian ada pesilat asal Jepang, Kishin dan Muhammad Isryad Fatahillah asal Turki. Keenam warga negara asing (WNA) itu menghadiri festival Silat Day Al Fath di Ponpes Dzikir Al Fath Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Kamis 9 November 2023.
Di hadapan seluruh santri dan masyarakat Kota Sukabumi, mereka unjuk kebolehan dengan memperlihatkan kemampuannya memainkan jurus pencak silat. Replika senjata tajam pun digunakan untuk menunjukkan atraksi pencak silat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Presiden Netherlands Pencak Silat Federation (NPSF) Olivier Blancquaert mengatakan, antusiasme warga Belanda terhadap pencak silat cukup tinggi. Terlebih, kata dia, banyak warga keturunan Indonesia di Belanda.
"Keturunan Indonesia di luar Asia paling besarnya di Belanda sampai kurang lebih 2 juta atau 10 persen orang di sana," kata Oli sapaan akrabnya kepada awak media, Minggu (12/11/2023).
![]() |
Oli mengaku, terkesan dengan pencak silat, seni bela diri asli Indonesia ini. Dia mendukung pengembangan pencak silat di seluruh dunia.
"Sangat bagus, kami rombongan dari Belanda sangat senang diundang ke Pesantren Al Fath dan bisa melihat acara yang bagus sekali dengan beberapa perguruan silat. Terutama kami sangat berterimakasih kepada kiai karena memberi sesuatu dari perguruan untuk dibawa ke Belanda dan ilmu goloknya juga," ujarnya.
Sebagai presiden induk olahraga pencak silat di Belanda, dia juga akan mengembangkan jurus khas aliran Sang Maung Bodas, yakni jurus Golok Kala Petok dan permainan Boles atau main bola api menggunakan tangan.
Di tempat yang sama, Pimpinan Ponpes Dzikir Al Fath KH Fajar Laksana mengatakan, Silat Day Al Fath diselenggarakan untuk mempertemukan para pesilat dari berbagai perguruan dan aliran yang ada di Indonesia dan mancanegara. Menurutnya eksistensi pencak silat di dunia internasional sudah sangat diakui.
Terlebih setelah ditetapkan oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menjadi world intangible cultural heritage atau warisan budaya tak benda dunia. Penetapan itu dilakukan pada sidang ke-14 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Bogota, Kolombia, 9-14 Desember 2019.
Pelestarian pencak silat menurutnya harus selalu digaungkan di berbagai kesempatan. Salah satunya melalui kegiatan festival dan regenerasi pesilat-pesilat muda.
"Kita wajib memelihara dan menjaga pencak silat itu supaya tetap eksis. Cara menjaga dan memeliharanya kita harus membuat kegiatan-kegiatan menampilkan seluruh para pesilat supaya ditonton sehingga menjadi kebiasaan tradisi kehidupan di negara kita," ujarnya.
Dia pun memotivasi masyarakat terutama di Indonesia untuk terus belajar dan mengembangkan pencak silat. "Makanya itu, empat orang dari Belanda, satu orang dari Jepang dan Turki ke sini untuk motivasi kita juga. Masa dari Belanda jauh-jauh belajar pencak silat, di Indonesia nggak mau mengembangkan pencak silat. Oleh karena itu, ini menjadi motivasi buat kita semua," tutupnya.
(mso/mso)