Kujang Cangak Ondol jadi salah satu pusaka bersejarah. Benda ini merupakan salah satu bukti peninggalan Kerajaan Cirebon.
Kujang ini ikut dipamerkan dalam pameran bertajuk Pesona Gaman Cirebon yang digelar di Teras Patra, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon.
Dalam pameran itu, ada berbagai macam pusaka warisan nusantara yang dihadirkan dalam pameran tersebut. Pusaka-pusaka itu di antaranya seperti keris, tombak, kujang dan masih banyak lagi. Benda-benda bersejarah itu merupakan milik para peserta yang ikut ambil bagian dalam acara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antara banyaknya pusaka-pusaka yang dipamerkan, salah satu yang cukup menarik perhatian adalah Kujang Cangak Ondol. Benda pusaka itu merupakan milik salah satu peserta asal Surabaya, Kohin.
Ada dua buah Kujang Cangak Ondol yang dibawa oleh pria 46 tahun itu. Keduanya memiliki bentuk dan lekukan yang sama. Hanya saja, jika dilihat dari segi warna, keduanya nampak memiliki perbedaan. Warna itu pun menunjukkan perbedaan usia dari keduanya.
Saat berbincang dengan detikJabar, Kohin pun menjelaskan tentang asal-usul Kujang Cangak yang ia bawa dalam event pameran tersebut. Tidak ketinggalan, ia pun turut membagikan sedikit cerita tentang bagaimana ia mendapatkan benda pusaka tersebut.
Menurut Kohin, Kujang Cangak merupakan salah satu benda pusaka peninggalan dari Kerajaan Cirebon. Jika dilihat dari sejarahnya, kata dia, benda pusaka itu diprediksi telah berusia ratusan tahun.
"Yang warna kehitaman kemungkinan lebih tua, usianya sekitar 400 tahunan. Kalau yang satunya itu lebih muda, sekitar 350 tahun usianya," kata Kohin, Sabtu (19/8/2023).
Ia menerangkan, pada masanya, Kujang Cangak Ondol sendiri merupakan salah satu benda pusaka yang dimiliki oleh petinggi-petinggi Kerajaan Cirebon. Tidak sembarang orang dapat memiliki pusaka tersebut, selain para petinggi kerajaan.
"Kalau (Kujang) Cangak Ngondol itu biasanya untuk pataka. Pataka itu senjata yang jarang digunakan. Untuk pegangan pribadi. Kalau di keraton itu biasanya diletakkan di tempat khusus, seperti di belakang kursi raja," kata Kohin.
"Dan kalau benda seperti ini (Kujang Cangak Ondol) yang megang bukan orang biasa. Karena stratanya berbeda. Kalau yang untuk orang biasa mungkin ada, tapi bentuknya berbeda," tambah dia.
Kohin mengaku mendapatkan benda pusaka itu dari beberapa daerah di Jawa Barat. Untuk Kujang Cangak Ondol yang memiliki warna lebih gelap, benda pusaka itu didapatkan dari daerah Pangandaran.
Menurut Kohin, sebelum menjadi miliknya, Kujang Cangak Ondol itu dipegang oleh seorang laki-laki yang tinggal di tengah hutan di Pangandaran. Laki-laki pemegang Kujang itu tinggal di sebuah rumah di tengah hutan tanpa memiliki tetangga.
"Jadi dulu ada teman jalan ke satu hutan, di situ ada rumah. Rumah itu gubuk dan tidak ada penghuni lain. Di situ cuma ada satu orang dan kebetulan punya ini (Kujang Cangak Ondol). Akhirnya teman itu ngasih kabar ke saya dan saya suruh kejar sampai dapat," ucap Kohin.
Sementara untuk Kujang Cangak Ondol lainnya yang juga peninggalan dari Kerajaan Cirebon, Kohin mengaku mendapatkan benda pusaka tersebut dari daerah Garut, Jawa Barat.
Kohin mengatakan bukan hal mudah untuk bisa mendapatkan benda-benda pusaka seperti Kujang Cangak Ondol. Menurutnya, setiap ingin mendapat benda-benda pusaka itu, ia harus bisa meyakinkan sang pemiliknya.
"Kita harus bisa ngelobi dulu. Ngga bisa langsung. Karena di daerah itu kan budaya dan kepercayaannya masih sangat kuat," ucap Kohin.
(dir/dir)