Ada banyak Al-Qur'an bersejarah yang menjadi bukti penyebaran Islam di Nusantara. Salah satunya Al-Qur'an berusia 400 tahun yang berada di Kerajaan Gowa, Sulawesi Selatan.
Selain bernilai sejarah karena usianya yang melebihi 4 abad, Al-Qur'an ini juga ditulis tangan menggunakan tinta dari biji mangga.
Melansir laman CNN, Ahli Sejarah Budaya dan Keagamaan Istana Balla Lompoa, Andi Jufri Tenri Bali, menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini dibuat menggunakan kertas khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi penulisan terhadap Al Qur'an ini menggunakan beberapa bahan seperti kertasnya itu harus terseleksi atau kertas tersendiri, untuk penulisannya ini, menggunakan tinta, menurut para pendahulu kita mengatakan tintanya terbuat dari biji mangga," jelas Andi Jufri Tenri Bali.
Lebih lanjut, Andi Jufri juga menerangkan proses pembuatan tinta yang berasal dari biji mangga. Tinta tradisional ini yang kemudian dijadikan media untuk menuliskan ayat-ayat Al-Qur'an.
Menurut Andi Jufri, biji mangga harus lebih dulu dihaluskan dan kemudian dicampur dengan tanah liat. Campuran ini kemudian diberi air untuk memudahkan proses penulisan.
"Biji mangganya dihancurkan kemudian dicampur dengan tanah liat lalu dicampur air. Beberapa menyatu ini kita ambil lalu disaring, dijadikan tinta untuk dipakai penulisan tinta tersebut," ujarnya.
Pelopor Penggunaan Tinta Biji Mangga
Masih menurut Andi Jufri, penggunaan tinta yang terbuat dari biji mangga ini dipelopori oleh Syek Abdullah Asufi pada tahun 1625 di masa Raja Gowa XIV, Sultan Alauddin.
Karena dinilai efektif untuk digunakan sebagai tinta, kemudian sejumlah kerajaan di Gowa menggunakan tinta ini untuk menulis Al-Qur'an.
"Kemudian diteruskan kepada penulis-penulis Al Qur'an kemudian dikembangkan lagi sehingga menjadi pegangan kepada sejumlah kerajaan-kerajaan yang di bawahi oleh kerajaan Gowa," jelasnya.
Awal mula dari penyebaran Islam di seluruh wilayah kerajaan Gowa, bermula ketika pada tahun 1603, Raja Gowa sangat toleransi dengan para tamu-tamu kerajaan yang memang didominasi beragama Islam. Meski, pada saat itu, Raja Gowa belum memeluk Islam.
"Dengan adanya Al Qur'an ini sebagai bukti original bahwa Kerajaan Gowa sudah aktif dan menyebarkan syiar Islam. Pada tahun 1605 Kerajaan Gowa sudah menerima Islam sebagai agama kerajaan bersama dengan Raja Tallo VI, Sultan Awalul Islam," beber Andi Jufri.
(dvs/lus)
Komentar Terbanyak
MUI Kecam Rencana Israel Ambil Alih Masjid Al Ibrahimi di Hebron
Mengoplos Beras Termasuk Dosa Besar & Harta Haram, Begini Penjelasan MUI
Info Lowongan Kerja BP Haji 2026, Merapat!