Keberadaan kerajinan tenun gedogan di Kabupaten Indramayu kian terancam punah. Hasil kerajinannya pun tidak mudah didapatkan.
Jauh sebelum itu, tenun gedogan yang tersisa di Desa Juntikebon, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu memiliki beragam motif kain atau sewet. Sedikitnya detikJabar merangkum ada enam jenis motif dalam kain hasil tenun gedogan. Motif Poleng Mentisa, Kluwung, Kembang Bonteng, Jambu Aer, Polos dan Babaran.
Uniknya, dari semua motif yang dihasilkan para perajin terdapat beberapa motif yang konon begitu sakral. Bahkan, kain motif tersebut tidak bisa diperkenankan sembarangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang sakral cuma dua itu. Poleng Mentisa dan Kluwung," kata Sulistijo, budayawan Indramayu kepada detikJabar, Kamis (3/8/2023).
Diceritakan Sulis bahwa motif Poleng Mentisa itu dipercaya kesakralannya karena ketika itu hanya digunakan oleh kegiatan dan orang tertentu. Contohnya, kain atau sewet motif itu hanya digunakan pada saat kirab pusaka atau mengantar kepala desa terpilih ke kantor desa sebagai bentuk atau simbol amanat.
Selain itu, Sulis juga menjelaskan, bahwa pembuatan kain motif Poleng Mentisa itu tidak sembarangan. Selain memiliki tingkat kerumitan dalam membuat motif tergolong tinggi. Perajin juga harus melakukan syarat sebelum menenun yaitu puasa.
"Nah secara mitosnya dulu konon kain motif Poleng Mentisa itu biasanya digunakan hanya saat mengantar kuwu terpilih ke baledesa. Jadi pas nganterin kuwu, kain itu digunakan," ujarnya.
Tak hanya itu, motif Kluwungan juga memiliki dua jenis kepercayaan bagi masyarakat dulu. Di antaranya tentang kelahiran dan kematian.
Konon, motif polos berwarna cokelat tanpa ornamen itu ditunjukkan untuk seorang anak yang di antara dua mayat. Yaitu untuk anak yang kakak dan adiknya telah meninggal. Sehingga anak tersebut dinamakan 'Bocah Kluwung' dan memakai motif tersebut.
Ada juga soal kematian yang konon, motif Kluwungan ini biasa digunakan untuk menutup jenazah atau disebut nurubi.
"Tapi memang kain motif ini digunakan sehari-hari. Waktu itu motif Kluwung jadi motif kain yang digunakan untuk nurubi mayat," ungkapnya.
(mso/mso)